Berbagai Cara Dilakukan Pesaing Untuk Menjatuhkan Jokowi

Jakarta, infobreakingnews  - Akibat Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) yang terus menanjak naik di atas rata-rata membuat semua kandidat calon presiden lainnya kebingungan. Bahkan beberapa pekan belakangan ini diketahui  berbagai sindikit kotor capres lainnya melakukan upaya meretas serta merekayasa beberapa lembaga survei, agar elektabilitas Jokowi melorot dimata publik.

Menurut Koordinator Nasional Relawan Jokowi (KNRJ) Ahmad Khoiron Mustafit salah satu cara menenggelamkan elektabilitas Jokowi adalah dengan menggunakan lembaga survei.

"Hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang tidak menyertakan nama kader PDI-Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) merupakan langkah menjegal Jokowi dalam pencapresan 2014 nanti," ujar Khoiron kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/10).

Menurut Khoiron, LSI sedang bermain-main di ranah logika murahan. Pasalnya, bila lihat, dari awalnya menyatakan bahwa jokowi hanya capres wacana karena posisinya bukan struktural di PDI-Perjuangan.

"Ini kan yang disebut dengan lembaga pro politik dinasti dan bukan meritrokasi politik. Rakyat ini sudah lelah dibodohi dengan sistem politik yang mengdepankan kekuasaan dan bukan pada pelayanan," ujar dia.

Lebih lanjut Khoiron beranggapan, elektabilitas yang diperoleh Jokowi saat ini karena memang rakyat yang menyukai sosoknya dan telah merindukan sosok pemimpin yang bersahaja dan memperjuangkan hak mereka.

Terlebih lagi, Jokowi bersama PDI-Perjuangan juga telah terbukti tidak silau dengan tawaran-tawaran koalisi. Oleh karena itu, menurut dia PDI-Perjuangan sangat layak berbuat sesuatu untuk rakyat dengan menunjuk Jokowi sebagai capresnya.

"Saya rasa PDI-Perjuangan adalah partai yang sudah membuktikan dirinya lebih dekat ke rakyat yang akan berjuang habis-habisan untuk rakyat," tandasnya. Lebih daripada itu, apapun yang akan dilakukan pihak lain untuk merusak nama Jokowi, tetap saja masyarakat luas Indonesia sudah cukup cerdas melihatnya, dan Jokowi tidak akan pernah pudar lagi dihati bangsa ini.***Candra Wibawanti.