Jakarta, Infobreakingnews - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Pasangan Joko Widodo-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2014-2019. Dengan terpilihnya Jokowi menjadi presiden, maka posisi Gubernur akan ditempati oleh wakilnya yakni Basuki Tjahaja Purnama.
Sementara itu, untuk kursi Wakil Gubernur akan dipilih dari kader Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP.
Tetapi menurut Ahok, jalan untuk menjadi gubernur belum tentu akan secepat yang dibayangkan. Menurutnya, apabila dilihat dari hasil pemilihan presiden kemarin, kubu Prabowo-Hatta mengatakan ada beberapa temuan kecurangan dalam pemilihan presiden. Temuan itu rencananya akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi.
Ahok menjelaskan, dengan adanya sinyal menjadi Gubernur DKI Jakarta ini tidak ada perasaan yang istimewa, karena dia hanya meneruskan jabatan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta
"Kalau saya jadi Gubernur, biasa saja. Sama saja, kan cuma nerusin saja," ujar Ahok.
Seperti apa kriteria pendamping yang didambakan Ahok? Rupanya, ia mendambakan figur wakil yang punya karakter berbeda tapi bisa mengimbanginya. Ahok dikenal meluap-luap dan emosional. "Saya ingin wakil yang membuat adem saja," kata Ahok. Aku mungkin orangnya lebih kasar, lebih cepat. Wakilnya kriteria saya punya rekam jejak jujur, merakyat, bebas korupsi, terus cuek saja," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu, 23 Juli 2014.
Saat ditanya siapa figur yang memiliki kriteria adem tersebut, Ahok pun menjawab sambil terkekeh. "Saya pilih Dian Sastro saja. Dia kan pintar, orang Universitas Indonesia." Dengan ini berarti Ahok tidak mempermasalahkan wakilnya jika terpilih perempuan.
Rabu, 23 Juli 2014 lalu Joko Widodo kembali aktif sebagai Gubernur DKI. Surat cutinya kepada Kemendagri hanya berlaku sampai 22 Juli 2014.
Berdasarkan undang-undang, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama bakal naik menjadi gubernur sehingga kursi wakil gubernur bakal kosong. DPRD DKI Jakarta meminta partai pemenang Pilkada, PDI Perjuangan dan Gerindra, mengajukan dua nama calon wakil gubernur.
"Tidak bisa hanya satu orang karena harus dipilih oleh anggota DPRD," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofjan ketika ditemui di gedung DPRD DKI, Adapun mekanisme pemilihan dua nama calon wagub itu diserahkan kepada PDIP dan Gerindra.
DPRD, kata Ferrial, tidak membatasi siapa calon wagub yang diajukan. "Mau keduanya dari PDIP atau Gerindra, atau mau dari kalangan profesional juga boleh," ujar dia. Biasanya, pemilihan wagub itu akan ditentukan melalui voting para anggota DPRD.
Ferrial menjelaskan pemilihan wagub kemungkinan bakal dilaksanakan oleh anggota DPRD yang baru, yakni dengan masa kerja 2014-2019 lantaran mereka sudah purna pada 25 Agustus 2014. Namun, Ferrial yang berasal dari Partai Demokrat belum mau berandai-andai Jokowi menjadi presiden sebelum ada keputusan resmi. "Apalagi MK membuka peluang mengajukan gugatan pemilu sampai 4 Agustus nanti," kata dia.
Ketua PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Bernardi Sadikin mengatakan mereka belum membahas nama calon wakil gubernur bersama Gerindra. Penentuannya bakal dilakukan oleh pengurus partai di tingkat pusat, tergantung komando Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto dari Gerindra. "Sebenarnya kami (PDIP) sih sudah santai, tapi Gerindra kan masih sibuk soal pilpres," ujarnya saat ditemui secara terpisah.
Selain itu, Boy mengatakan mereka juga lebih suka menentukan nama wagub setelah formasi anggota DPRD 2014-2019 dilantik. "Lebih nyaman buat PDIP karena nanti jumlah kami di parlemen ada 28 orang. *** Any Christmiaty C.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !