Jakarta, infobreakingnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus bergerak untuk membongkar kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri ESDM, Jero Wacik. KPK pun segera membongkar keterlibatan Hatta Rajasa yang diduga dan disebut-sebut terlibat dalam mafia migas.
Hatta Rajasa sendiri banyak disebutkan mempunyai hubungan dengan Reza Chalid, seorang mafia minyak Indonesia yang tinggal di Singapura. Si Reza ini mampu mengendalikan para pejabat migas untuk membeli minyak impor dari perusahaan yang dimilikinya.
Kalau harus melalui perusahaan Riza, kerugian negara bisa mencapai triliunan. Dan ini sangat tidak efektif. Terlebih lagi, dengan adanya isu kenaikan harga BBM, Riza pun bisa mengendalikan BBM yang akan dikirim ke Indonesia.
Reza Cholid memiliki perusahaan Petral yang selalu menjadi pemenang dalam pemasok BBM di Indonesia. Mafia minyak yang disebut-sebut menguasai dan mengendalikan PETRAL adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga menguasai PETRAL selama puluhan tahun. Di samping Riza, dulu Tommy Suharto juga disebut-sebut sebagai salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga melakukan mark up atau titip US$ 1-3/barel.
Kita sudah tahu siapa Tomy Suharto, tetapi siapakah Muhammad Riza Chalid ? Dia adalah WNI keturunan Arab yang dulu dikenal dekat dengan Cendana (rumah keluarga Suharto). Riza, pria berusia 53 tahun ini disebut-sebut ssebagai ‘penguasa abadi’ dalam bisnis impor minyak RI. Dulu dia akrab dengan Suharto. Sekarang merapat dengan SBY.
Riza disebut-sebut sebagai sosok yang rendah hati, tapi siapapun pejabat Pertamina termasuk Dirut Pertamina akan gemetar dan tunduk jika ketemu dengan dia. Siapapun pejabat Pertamina yang melawan kehendak Riza akan lenyap alias terpental. Termasuk Ari Soemarno, Dirut Pertamina yang dicopot jabatannya.
Ari Soemarno dulu terpental dari jabatan Dirut Pertamina gara-gara hendak memindahkan PETRAL dari Singapura ke Batam. Riza tidak setuju. Ari selanjutnya dipecat. Jika PETRAL berkedudukan di Batam / Indonesia tentu pemerintah dan masyarakat luas lebih mudah mengawasi operasional PETRAL yang terkenal korup. Rencana Ari Soemarno ini tentu dianggap berbahaya. Bisa menganggu kenyamanan ‘Mafia Minyak’ yang sudah puluhan tahun menikmati legitnya bisnis minyak.
Dengan terbongkarnya keterlibatan Joro Wacik sebagai Menteri aktip Kementerian ESDM yang memberikan profit sebesar Rp 300 Triliun pertahun kepada Pemerintah, akan memudahkan bagi penyidik KPK untuk memeriksa Hatta Rajasa dan Pengusaha hitam Riza Chalid, karena jika perdagangan mafia migas yang selama puluhan tahun ini berhasil dihentikan oleh aparat Pemerintahan Jokowi-JK, dipastikan akan lebih memicu keberhasilan BUMN dan rakyat Indonesia.
Dan satu hal yang sangat penting dimaklumi bahwa justru dijaman Jokowi memerintah nanti lah diharapkan pihak KPK akan lebih berani secara ganas meringkus habis para koruptor yang selama ini hidup bermewah diri diatas penderitaan rakyat. Pastinya, masyarakat luas akan sangat mendukung KPK saat memulai penyidikan terhadap berbagai kasus mega korupsi yang selama ini jalan ditempat bahkan dipeti es kan oleh pihak rezim yang lama.
*** Edison Nababan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !