Jakarta, infobreakingnews - Program bersih-bersih seputar kasus mafia migas dilingkungan ESDM terus dibahas dalam Pemerintahan Jokowo-JK, karena itu desakan untuk membubarkan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), anak usaha PT Pertamina (persero) yang bermarkas di Singapura dipicu oleh keadaan Indonesia belum makmur dalam sektor pengelolaan energi yang kaya.
Selama ini Petral dituding berperan sebagaitrader bagi kepentingan impor minyak nasional sehingga Indonesia tidak bisa langsung mengimpor ke negara produsen minyak.
Hal itu mengemuka dalam diskusi Kelompok Kerja (Pokja) Energi Tim Transisi dengan puluhan ahli yang dilakukan beberapa waktu lalu. Secara umum, ditemukan begitu banyak persoalan sektor energi dari sisi trading dan produksi.
"Muncullah gagasan bahwa diperlukan suatu audit. Jadi tema sentralnya sebenarnya adalah audit migas. Di dalam audit itu, bahwa sekiranya memerlukan implikasi, termasuk untuk memberhentikan sementara Petral sebelum kemudian diaktifkan kembali," jelas Deputi Tim Transisi Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Selasa (23/9).
Dia mengatakan, langkah ini dilakukan agar seluruh proses audit berjalan baik, sebagai bagian penerapan prinsip keadilan dan menjalankan perintah konstitusi.
Apalagi, lanjutnya, ada pendekatan-pendekatan baru yang ingin dilakukan pemerintahan Jokowi-JK terkait pengadaan impor minyak yang tidak terlepas dari persoalan politik nasional dan internasional. "Masa kita tidak bisa bernegosiasi dengan Timur Tengah, misalnya. Dan itu muncul dalam gagasan-gagasan itu," jelas Hasto.*** Edison Nababan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !