Headlines News :
Home » » Lili Pintauli Siregar Satu-Satunya Wanita Pimpinan dan Penerus Wanita Di KPK

Lili Pintauli Siregar Satu-Satunya Wanita Pimpinan dan Penerus Wanita Di KPK

Written By Info Breaking News on Jumat, 13 September 2019 | 10.30

Lili Pintauli Siregar
Jakarta, Info Breaking News - Penerus Pimpinan Wanita Basaria Pandjaitan di KPK terpilih  Lili Pintauli Siregar periode 2019 - 2023 Lili Pintauli Siregar menjadi satu-satunya perempuan yang lolos jadi pimpinan KPK.

Dalam uji publik dan wawancara, Lili berhasil menggunguli dua perempuan lainnya yakni Neneng Euis Fatimah dan Sri Handayani.

Neneng Euis Fatimah merupakan mantan Kepala Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang juga dosen.

Sementara Sri Handayani merupakan seorang Polwan dengan pangkat bintang satu atau Brigjen. Jelang tes capim KPK, Polri melakukan mutasi pada Sri Handayani. Sri dimutasi dari posisi Wakapolda Kalimantan Barat menjadi Karo Watpers As Sdm Polri.

Sebagai gantinya, jabatan Wakapolda Kalbar diisi Brigjen Imam Sugianto. Gagalnya Sri berarti tidak ada lagi penerus Basaria Panjaitan. Pimpinan KPK yang dulu merupakan Polwan dengan jabatan terakhir bintang dua atau Irjen.

Lili Pantauli Siregar mengaku sedih karena selama 10 tahun ia bekerja di Lembaga Perlindugan Saksi dan Korban ( LPSK), hanya 13 justice collaborator yang dilindungi lembaga tersebut.

Lili pernah menjadi Wakil Ketua Lembaga Perlindugan Saksi dan Korban (LPSK) periode 2013-2018. "10 tahun saya di LPSK, hanya 13 justice collaborator. Sangat sedikit sekali, pertama karena tidak selalu KPK mendistribusikan hal-hal ini kepada LPSK. Jadi, kadang-kadang KPK melakukan perlindungan sendiri," kata Lili dalam tes wawancara dan uji publik capim KPK di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019)

Menurut Lili, sejatinya LPSK bisa lebih maksimal dalam memberikan perlindungan kepada justice collaborator jika KPK mau mendistribukan data-datanya ke LPSK. Baginya, KPK lebih baik mendistribusikan data terkait berapa banyak justice collaborator yang ingin mendapatkan pendampingan dan perlindungan oleh LPSK. "Alangkah baiknya bisa dikoordinasikan oleh LPSK, kan ada peran kita juga untuk memberikan perlindungan," ucap Lili.

Ia mulanya menjawab pertanyaan anggota Panitia Seleksi Capim KPK, Harkristuti Harkrisnowo. "Dari data riwayat hidup, Anda pernah menjadi pendamping terdakwa koruptor dalam konteks LPSK, bisa diceritakan?" tanya Tuti. Lili pun menjawab, "Ya, itu karena dia statusnya sebagai justice collaborator." Lahir di Tanjung Pandan, Bangka Belitung pada 9 Februari 1966 dan berdarah Batak. Pada 1991, Lili Pintauli Siregar menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).

Setelah lulus, Lili Pintauli Siregar bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan sebagai asisten pembela umum. Pekerjaannya adalah mendampingi kaum buruh tani dan nelayan di Kota Medan yang membutuhkan bantuan hukum. Selama memperjuangkan hak-hak dan keadilan untuk kaum tidak mampu, Lili Pintauli Siregar pernah dibayar dengan seikat kacang panjang, lima kilo tomat dan sepetak tanah tanpa surat kepemilikan. Namun semua itu tidak menjadi persoalan untuk Lili Pintauli Siregar.

Lili mengaku ada kesalahan dalam memasukkan data saat menyerahkan LHKPN ke KPK."Sebetulnya ini 700 juta. Jadi nolnya tambah satu. Kemarin sudah saya revisi, tidak terkoreksi dengan LHKPN di KPK," ujar Lili saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2019). Dalam LHKPN yang disampaikan pada Maret 2019, Lili tercatat punya harta Rp 781 juta.

Kini lili telah menjadi pimpinan wanita kedua dalam sejarah KPK periode 2019-2023.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved