California, Info Breaking News - CEO TikTok AS Kevin Mayer resmi mengundurkan diri dari posisinya hanya beberapa bulan setelah menjabat pada 1 Juni 2020 lalu.
Dalam surat pengunduran dirinya, ia menyebut situasi politik terkini mendesak adanya perubahan struktural dalam tubuh perusahaan .
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang aplikasi itu bersama dengan aplikasi buatan Tiongkok lainnya, WeChat, karena dianggap mencuri data pribadi konsumen AS.
Trump memberikan tenggat waktu 45 hari yaitu sampai 15 September kepada induk perusahaan kedua aplikasi itu, ByteDance dan Tencent, untuk menjual atau mengalihkan bisnisnya kepada perusahaan AS. Diketahui Microsoft dan Oracle tertarik mengakuisisi saham ByteDance.
`Tak tinggal diam, TikTok memastikan pihaknya akan menuntut pemerintahan Donald Trump yang dianggap tidak adil terhadap perusahaan. TikTok juga ingin memastikan kesejahteraan karyawannya jika AS akhirnya melarang TikTok beroperasi.
"Dalam beberapa minggu terakhir, lingkungan politik telah berubah drastis. Saya sudah melakukan refleksi mendalam mengenai perubahan struktural dalam perusahaan dan maknanya bagi peran global yang saya jabat. Atas latar belakang ini, dan saya harap kami akan segera mencapai resolusi, maka dengan berat hati saya memutuskan mengundurkan diri," kata Mayer.
"Peran saya sebagai CEO, termasuk mengelola TikTok secara global, akan menjadi sangat berbeda akibat dari kebijakan Pemerintah AS yang mendesak penjualan bisnis TikTok di AS," imbuh dia.
Posisi Mayer untuk sementara akan digantikan oleh General Manager TikTok AS, Vanessa Pappas.
Di AS sendiri TikTok telah menjelma sebagai aplikasi yang banyak digandrungi masyarakat terlebih anak muda. Aplikasi ini memiliki sekitar 800 juta pengguna aktif di seluruh dunia dan telah diunduh lebih dari 2 miliar kali. ***Jeremy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !