JAKARTA, INFO BREAKING NEWS - Kepala Satuan Tugas Penyidik KPK Rizka Anungnata mengaku dirinya yakin bahwa Presiden Joko Widodo masih peduli dengan agenda pemberantasan tindak pidana korupsi.
Rizka merupakan salah satu dari 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos dari tes wawasan kebangsaan (TWK) dan terpaksa harus dibebastugaskan.
Meski begitu, Rizka yakin Jokowi akan kembali menyampaikan arahannya soal polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) yang membebastugaskan 75 pegawai KPK.
“Yakin Presiden akan mengeluarkan kebijakannya. Kemarin saja kan beliau sudah menyampaikan arahan, kalau Presiden dari awal tidak peduli, dia pasti tidak akan memberikan arahan," ungkapnya, Minggu (6/5/2021).
Sebelumnya, presiden Jokowi diketahui sempat meminta agar pimpinan KPK dan pihak terkait mengikuti putusan Mahkamah Konstirusi terkait uji materi UU KPK. Pada putusannya, MK meminta agar proses peralihan pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) tak merugikan pegawai.
Selain itu Jokowi juga meminta pegawai KPK yang tidak lolos TWK agar tidak dipecat karena ia menilai mereka yang tak lulus TWK masih bisa dibina melalui program bela negara.
Alih-alih dilakukan, arahan Jokowi tersebut malah tak diindahkan pimpinan KPK dan pihak terkait. Alhasil, dari total 75 pegawai, 51 di antaranya akan dipecat dan hanya 24 pegawai lainnya yang akan dibina. 51 pegawai dipecat dianggap sudah tidak bisa lagi dibina.
Rizka menduga pimpinan KPK hanya ingin memecah belah kekuatan dari 75 pegawai yang tak lulus TWK dengan label bisa dibina dan akan dipecat.
"Ya kalau saya menduga seperti itu, karena apa, karena tadinya kan 75, cuma bagaimana mungkin dari 75 menjadi 51 dan 24, berarti kan tesnya sendiri itu tidak ada standar yang jelas, coba anda bisa menilai, anda ada ujian tes masuk perguruan tinggi, kalau sudah dibilang 75 tidak lulus, ya berarti memang tidak lulus," kata dia.
Rizka juga percaya tak ada standarisasi yang jelas dalam TWK ini. Dia merasa heran pimpinan KPK bisa seenaknya mempermainkan para pegawai. Rizka yakin, 75 pegawai KPK yang dibebastugaskan memang ditargetkan untuk disingkirkan.
"Tapi begitu ada negosiasi, ada rapat khusus antara mereka, ternyata 24 yang bisa diselamatkan, menurut mereka yah, cuma saya yakin dari 24 ini nanti pasti akan seperti itu (tetap disingkirkan), karena apa, karena (nama 75 pegawai) sudah dituliskan dulu di awal sebelum tes," tuturnya. ***Juenda
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !