Singapore, Info Breaking News - Setiap manusia yang lahir ke dunia memiliki triliunan sel termasuk sel aktif dan sel pendukung yang berkumpul di otak. Sejak dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh dewasa, kecerdasan intelektual(IQ) sudah ada dalam diri setiap orang. Kemampuan intelegensi inilah yang memengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang dalam hasil pembelajaran.
Saat ini kecerdasan (IQ) seseorang sering dikaitkan dengan orang yang bagus nilainya didalam Akademik, lalu apakah orang yang nilainya tidak bagus dalam Akademik dianggap bodoh?
Tinggi atau rendahnya IQ seseorang cenderung berbeda-beda karena beragam faktor yang memengaruhi antara lain:
1.Faktor genetik atau keturunan. Ini merupakan kondisi atau sifat bawaan yang sudah dibawa sejak dalam kandungan.
2.Faktor minat. Minat seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan mendorongnya melakukan sesuatu untuk hal tersebut.
3.Faktor eksternal atau pembentuk yang berasal dari luar. Misalnya saja lingkungan belajar, kondisi keluarga dan lain sebagainya
4.Tingkat kematangan dari segi fisik maupun psikis.
5.Faktor kebebasan. Artinya, setiap individu dapat dengan bebas memilih metode pemecahan masalah yang mereka inginkan.
Namun, IQ bukan satu-satunya penentu baiknya kecerdasan. Misalnya dari cara mengenali diri sendiri dan mengendalikan perasaannya. Ternyata, ada beberapa ciri orang cerdas lainnya menurut psikolog. 7 Ciri-Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog dikutip dari situs Business Insider, berikut ini 7 ciri-ciri orang cerdas:
1. Mudah beradaptasi
Berdasarkan penelitian tentang human intelligence dalam Britannica, para psikolog sepakat kemampuan adaptasi terhadap lingkungan merupakan kunci untuk memahami kecerdasan. Tingkat kecerdasan bergantung pada kemampuan berperilaku menghadapi lingkungan secara efektif dan membuat perubahan.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Dalam riset berjudul Childhood Intelligence Predicts Adult Trait Openness oleh Adrian Furnham dan Helen Cheng dalam Journal of Individual Differences, terdapat hubungan kecerdasan dengan keterbukaan pada pengalaman dan rasa ingin tahu saat dewasa.
3. Berpikiran terbuka
Orang cerdas bersedia dan mempertimbangkan pandangan lain, berwawasan luas, dan berpikiran terbuka. Orang cerdas akan mencari sudut pandang alternatif dan menimbang bukti-bukti secara adil. Mereka cenderung berhati-hati ketika memilih ide dan perspektif.
4. Memiliki pengendalian diri yang tinggi
Jurnal Psychological Science menunjukkan, terdapat hubungan antara pengendalian diri dan kecerdasan. Dalam riset tersebut, para peserta diberi pilihan pembayaran yang kecil segera atau pembayaran yang besar di kemudian hari. Responden yang memilih pembayaran besar di kemudian hari memiliki pengendalian diri dan kecerdasan yang lebih baik.
5. Peka terhadap perasaan orang lain
Orang yang cerdas dapat merasakan apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain. Beberapa psikolog berpendapat, empati terhadap perasaan orang lain adalah komponen inti dari kecerdasan emosional. Orang dengan tipe ini biasanya sangat tertarik untuk berbicara dan belajar dengan orang baru.
6. Pandai mengelola emosi
Dikutip dari situs Healthline, orang yang cerdas dapat mengenali emosi yang kompleks, memahami bagaimana emosi tersebut memengaruhi pilihan, dan mengendalikan diri untuk mengekspresikan perasaan di waktu yang tepat.
7. Menerima Dark Jokes
Dalam situs Psychology Spot dijelaskan, orang cerdas memiliki penyikapan yang berbeda terhadap dark jokes. Mereka menerima dark jokes, yang kerap dianggap melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan di Medical University of Vienna.
Orang cerdas pada kenyataannya tidak hanya dinilai berdasarkan IQ. Kehidupan sosial dan lingkungan sekitar, turut andil menentukan ciri-ciri orang cerdas.
Sementara dalam Islam, kecerdasan bukan sebatas akumulasi ilmu, kemampuan berkarya cipta, dan mengembangkan usaha semata. Tetapi, lebih pada apakah diri ini telah benar-benar meyakini hari pembalasan atau tidak sehingga segenap effort yang dilakukan tidak lain adalah demi tegaknya agama.
Salah satu sebab mengapa kebanyakan manusia ingkar kepada Allah Ta'ala adalah karena lemahnya iman terhadap hari pembalasan. Dalam konteks ini, mereka benar-benar tidak cerdas, seperti yang Allah jelaskan di dalam Alquran.
"Mereka bertanya, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?' Katakanlah, 'Yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh itu adalah Dzat yang telah menciptakannya pada awal kejadian." (QS Yasin [36] 78-79).
Ayat tersebut memberikan penegasan bahwa dengan segenap kemampuan akal dan indranya, manusia tidak akan pernah bisa menjangkau bagaimana Allah "bekerja." Tetapi, sebagai makhluk yang dipilih untuk mendapatkan hidayah-Nya dan diberikan kemampuan berpikir, maka sangat jelas bahwa Allah mampu melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya, sekalipun di luar nalar manusia. Namun, dengan ilmu semua bisa diyakini.
Dengan kata lain, kecerdasan dalam Islam adalah keimanan dan amal saleh. Rasulullah bersabda, "Allah tidak memberi seseorang anugerah yang lebih utama selain pemahaman (ilmu) tentang agama (Islam). Dan, seseorang yang berilmu lebih sulit diperdaya oleh setan daripada seribu ahli ibadah yang tidak memiliki ilmu. Setiap sesuatu memiliki tiang dan tiang agama itu adalah ilmu agama." (HR Thabrani).
Ikrimah berkata, "Ilmu agama sungguh sangat berharga bagi manusia. Jika engkau sematkan ilmu agama itu kepada diri seseorang, niscaya ia akan membawanya kepada kebaikan; dengan tidak menyia-nyiakan fungsi hidup di alam dunia ini." Jadi, orang yang cerdas adalah yang menegakkan agama demi maslahat dunia-akhirat. *** Lisa Afrida Fachriany.
Klik Beranda dibawah ini untuk mendapatkan berita aktual lainnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !