Jakarta, infobreakingnews - Dengan ditetapkannya hasil pemenang Pileg oleh KPU pada 9 Mei kemaren , maka kini semakin jelas adu kekuatan Jokowi vs Prabowodan dari peta koalisi sampai hari ini menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden kian jelas. Hingga kini ada dua poros koalisi yang mulai terbentuk, yakni PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo (Jokowi), dan Partai Gerindra yang mencalonkan Prabowo Subianto. Bagaimana kekuatan dua poros koalisi tersebut?
Poros koalisi pendukung Jokowi menghasilkan kekuatan masing-masing; PDI Perjuangan (18,95 persen), Partai Nasional Demokrat (6,7 persen) dan Partai Kebangkitan Bangsa (9,04 persen). Gabungan tiga partai ini menghasilkan kekuatan suara 34,06. Di Dewan Perwakilan Rakyat koalisi partai pengusung Jokowi menghasilkan kekuatan 191 kursi.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan deklarasi koalisi tiga partai tersebut akan dilakukan pada Rabu (14/5/2014) besok. Bisa saja deklarasi itu bersamaan dengan pengumuman nama cawapres yang akan mendampingi Joko Widodo. "Bisa ya, bisa tidak," kata Tjahjo Kumolo di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (12/5/2014).
Sementara kekuatan partai pengusung Prabowo Subianto; Partai Gerindra (11,81 persen), Partai Persatuan Pembangunan (6,53 persen). Dua partai lainnya yakni Partai Keadilan Sejahtera (6,7 persen), dan Partai Amanat Nasional (7,59 persen) sudah niat bergabung, namun belum dinyatakan secara resmi.
Apabila empat partai itu bergabung mengajukan Prabowo sebagai calon presiden, maka akan menghasilkan kekuatan sebesar 31,63 persen suara. Sementara di DPR koalisi ini menghasilkan kekuatan sebesar 201 kursi.
Berikut perolehan suara 12 parpol dan pemenuhan ambang batas (parliamentary treshold) 3,5 persen berdasarkan perhitungan tetap Komisi Pemilihan Umum:Sementara berdasarkan hasil penghitungan pada data rekapitulasi yang ditetapkan KPU dan penetapan di atas, berikut prediksi perolehan kursi 10 partai politik yang lolos ke Senayan:
1. PDIP: 109 kursi
2. Golkar: 91 kursi
3. Gerindra: 73 kursi
4. Demokrat: 61 kursi
5. PAN: 49 kursi
6. PKB: 47 kursi
7. PKS: 40 kursi
8. PPP: 39 kursi
9. NasDem: 35 kursi
10. Hanura: 16 kursi
Total kursi: 560 kursi
Semakin hari Capres Golkar ARB semakin tenggelam dan tidak diperhitungkan lagi karena lemahnya figur Ical yang masih meninggalkan utang moral kasus lumpur Lapindo, dan khusus untuk persoalan kemanuisiaan Lapindo ini, banyak pengamat menilai ARB sangat anggap enteng sehingga tidak pernah serius membereskannya, yang pada gilirannya terjadi justru sangat fatal merugikan ARB sendiri menuju Pilpres.
Bahkan Pilpres belum lagi berlangsung, tetapi nama ARB sudah semakin tenggelam dan tidak menjadi hitungan lagi. Karena yang semakin kemari cuma nama Jokowi dan Prabowo saja yang menjadi hingar-bingar pada kancah persilatan politik.*** Candra Wibawanti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !