Jakarta, infobreakingnews - Bursa calon Kabareskrim Polri saat ini semakin panas. Sebab, siapa yang akan menjadi kabareskrim pada akhir Mei ini bisa menjadi gambaran siapa yang akan terpilih menjadi kapolri.
Artinya, "pertarungan" perebutan posisi kabareskrim menjadi "pertarungan kecil", sebelum menuju "pertarungan besar," yakni perebutan posisi kapolri pada Juli mendatang.
"Indonesia Police Watch (IPW) melihat, akhir pekan ini atau paling lambat pekan depan sudah ada nama Kabareskrim baru yang akan diumumkan ke publik," ujar Ketua IPW Neta Pane kepada infobreakingnews.com, di Jakarta, Selasa (17/5).
Menurut Neta, perebutan posisi Kabareskrim menjadi panas dan penting, setelah ada sinyal dari Istana bahwa tidak ada perpanjangan jabatan Kapolri Jenderal Polisi Badroedin Haiti. Apalagi, jajaran institusi keamanan lainnya juga tidak setuju ada perpanjangan jabatan Kapolri karena melanggar UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri.
Ia menyebutkan, dalam perebutan posisi kabareskrim semula ada tiga nama yang muncul ke permukaan, yakni Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin (Akpol 84), Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moegiarto (Akpol 86), dan Kepala BNPT Komjen Pol Tito Karnavian (Akpol 87).
Belakangan muncul nama Gubernur Akpol Irjen Pol Anas Yusuf (Akpol 84). Munculnya nama Anas Yusuf memunculkan spekulasi bahwa jika terpilih sebagai kabareskrim, diperkirakan mantan kapolda Jatim itu akan menjadi kuda hitam dalam bursa calon Kapolri.
Neta mengatakan, dengan masuknya nama Anas Yusuf, bursa Kabareskrim pun makin panas karena pertarungannya di antara Akpol 84. Sementara itu, keberadaan Irjen Pol Moegiarto dianggap sebagian elite Polri masih terlalu muda dan baru saja duduk sebagai Kapolda Metro sehingga keikutsertaannya dalam bursa Kabareskrim "tidak direstui".
Namun sejauh ini calon kuat Kabareskrim masih dipegang oleh Irjen Pol Safaruddin. Neta mengatakan, siapa pun yang terpilih menjadi Kabareskrim, IPW beharap soliditas Polri tetap terjaga.*** Ardiansyah Harahap.



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !