Jakarta, infobreakingnews - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan merasa curiga dan aneh atas prilaku Todung Mulia Lubis dan Nursyahbani, yang melakukan serangkaian promosi PKI dan seminar disejumlah sesi pertemuan di Belanda, hanya untuk menjelekan Bangsanya sendiri.
menyayangkan adanya isu pelanggaran HAM yang dibawa oleh orang Indonesia untuk diadili di Belanda. Dia pun mempertanyakan nilai kebangsaan orang Indonesia tersebut.
Pengacara Todung Mulya Lubis dan aktivis HAM Nursyahbani., keduanya membela PKI dan bahas isu pembantaian anggota PKI yang pernah terjadi di Indonesia kini tengah menjadi isu internasional karena dibawa ke pengadilan HAM di Belanda.
Luhut mengatakan, paham yang dianut PKI yakni komunisme yang identik dengan lambang Palu dan Arit ini memang belakangan marak dibicarakan. Namun dia menegaskan, pemerintah tidak akan pernah memberikan peluang agar ajaran paham ini hidup kembali di tanah air.
"PKI itu termasuk ajarannya itu partai terlarang, dan pemerintah tidak pernah berniat memberikan peluang kepada partai dan ajarannya itu untuk hidup kembali," tegas Luhut< Jumat (20/5) di kantornya.
Luhut pun mengatakan, dirinya ingin menguji nilai kebangsaan Todung Mulya Lubis dan Nursyahbani itu. Pasalnya Luhut heran kedua orang itu rela jauh-jauh untuk mengajukan pengadilan HAM yang menuntut negara sendiri.
"Alasan kita simposium sebenarnya itu, karena si Nursyahbani dan Todung. Saya kadang-kadang perlu dites juga kebangsaannya itu bagaimana. Kok jauh-jauh pergi melakukan pengadilan di Belanda untuk mengadili bangsanya. Kamu jangan begitu. Kalau kamu di dalam negeri kamu ribut, ngomong. Saya Menko Polhukam, datang saja ke tempat saya, apa yang salah. Saya juga akan menerima kalau ada yang salah." pungkas Luhut. *** Budimans.



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !