![]() |
Jika dianalisis, Benyamin menyebutkan ada beberapa faktor penyebab kemacetan terjadi di sana, di antaranya, pemudik susulan dari Jakarta yang berangkat sejak kemarin menambah terjadinya penumpukan.
"Brexit sampai sekarang masih menjadi masalah, karena rupanya dari Jakarta ada susulan keberangkatan pemudik," ujar Benyamin, di NTMC Polri, Jakarta, Senin (4/7/2016).
Selain itu, menurut dia, pada jalur tol Brexit hanya ada tiga barrier gate (gerbang tol). Empat barrier gate lainnya dihapus. Artinya, pengguna tinggal melintas saja di gerbang-gerbang tol itu tanpa melakukan transaksi.
Hanya ada tiga gerbang di mana pengguna tol dari Jakarta perlu melakukan transaksi, yakni di gerbang Cikarang Utama di mana pengguna mengambil tiket, lalu membayar di gerbang Palimanan, dan kemudian membayar lagi di gerbang Brebes Timur yang pada akhirnya menyebabkan lajur lalu lintas semuanya menumpuk di pintu keluar Brebes Timur (Brexit).
"Nah, kan lancar nih semua. Semua kendaraan los enggak ada transaksi tol, terus bayar tol cepat, lalu masuk di Brebes Timur stuck," kata Benyamin.
Kemacetan semakin diperparah dengan loket pembayaran di Brebes Timur yang hanya tersedia tiga buah. Jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan dengan loket pembayaran pada pintu tol lain yang setidaknya memiliki 10 loket. Artinya, kata Benyamin, bisa diibaratkan bahwa jalur tol dari Jakarta itu menuju Brexit semakin menyempit.
"Banyak faktor kenapa kemacetan bisa terjadi di Brexit, tapi intinya, jalan tidak menampung jumlah kendaraan," kata dia.
Pintu tol yang diresmikan oleh Jokowi pada Kamis (16/6/2016), ini menjadi sorotan. Pasalnya, gerbang tol yang digadang-gadang akan mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta menuju Brebes ini justru menuai kemacetan panjang.
Bahkan, tiga hari jelang Lebaran, arus mudik di tol Brebes, Jawa Tengah, kian meningkat sehingga kendaraan yang akan melalui Brexit mengekor sekira 18 km. ***Elsyanti Wirawan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !