![]() |
| Penampakan bus yang akan menampilkan objek wisata Indonesia di kota Munchen, Jerman (KBRI Berlin) |
Berlin, Info Breaking News –
Selama dua bulan dimulai pada September 2018, sejumlah poster objek wisata
Indonesia akan terpampang di beberapa bus yang beroperasi dari bandara ke
beberapa tujuan di kota Munchen, Jerman.
Metode ini disebut Kedutaan
Besar RI di Berlin sengaja dipilih karena bertepatan dengan penyelenggaraan Oktoberfest
di kota yang juga dijuluki sebagai Kota Schikimicki atau kota trendi
itu, tanggal 22 September hingga 7 Oktober 2018.
Dari keterangan pers KBRI
Berlin disebutkan, diperkirakan tidak kurang dari tujuh juta pengunjung akan
ikut dalam Oktoberfest 2018. Festival ini seakan sudah menjadi agenda tahunan
para pencinta bir dari berbagai negara. Tak hanya bir, para pengunjung
Oktoberfest juga akan dimanjakan denganberbagai jenis kuliner dan pagelaran
seni dan budaya.
"Kita hitung saja, 25
persen pengunjung melihat poster objek wisata tersebut. Berarti iklan ini sudah
bisa menjangkau sekitar 1,7 juta wisatawan potensial. Kalau kita asumsikan 10
persennya tertarik untuk berkunjung ke Indonesia, berarti kita sudah bisa
memikat sekitar 170 ribu wisatawan ke Indonesia. Belum lagi kita menghitung
efek domino dari mereka yang melihat iklan ini", ujar Arif Havas Oegroseno,
Dubes RI untuk Jerman seperti yang diwartakan Deutsche Welle, Minggu (16/9/2018).
Candi Borobudur, Penari
Legong Bali, Pulai Padar NTT, Komodo dan Raja Ampat-Papua Barat adalah sebagian
dari objek wisata yang ditampilkan pada bus-bus tersebut. Pilihan ini sekaligus
memberikan beberapa alternatif kepada para wisatawan asal Jerman untuk
berkunjung ke Indonesia.
"Kita ingin
memperkuat iklan dan branding Wonderful Indonesia di
Jerman. Jumlah turis asal Jerman tahun 2017 memang telah meningkat menjadi
267.823 wisatawan dibandingkan angka 184.463 pada tahun 2014. Namun angka ini
masih jauh dari target yang akan dicapai, yaitu 1 juta wisatawan pada tahun
2020. Untuk itu, kita terus menggencarkan upaya promosi dan branding Indonesia
kepada masyarakat Jerman," jelasnya.
Seorang warga lokal, Dina
Sielbeck yang juga seorang penikmat destinasi wisata mengaku penasaran dengan
Indonesia dan berkeinginan untuk berkunjung.
"Saya rasa Indonesia
itu indah dan saya ingin melihatnya sendiri! Terutama terumbu karang yang saya
dengar sangat bagus untuk menyelam."
Namun, Dina mencemaskan efek
dari tingginya angka pariwisata.
"Tetapi saya juga tahu
bahwa pariwisata dapat merusak banyak hal. Wisatawan kadang menebar
sampah dan sering tidak ikut peduli dalam menjaga flora dan fauna dengan
baik," imbuhnya.
Hal serupa juga menjadi
kepedulian Kresna Astraatmadja, penikmat dan pegiat pariwisata petualangan
Indonesia. Ia beropini, jika Indonesia ingin mempromosikan destinasi wisata di
Tanah Air, seharusnya tak lagi menonjolkan Candi Borobudur dan Bali yang dinilai
sudah sekian lama dikenal masyarakat internasional.
"Analoginya, kalau
wisawatan ke Prancis pasti yang disasar hanya Eiffel, Piramid Musee de Louvre.
Wisatawan mengambil gambar untuk berfoto-foto lalu memasangnya di media sosial.
Hanya itu, lalu apa yang mereka dapatkan? Apa itu juga yang akan terjadi di
Indonesia?" demikian ia menyampaikan pendapatnya.
Meski mengapresiasi langkah
pemerintah terkait promosi dengan bus, Kresna juga mengusulkan agar selain
promosi di transportasi publik, pemerintah Indonesia bisa membuat beragam
seminar di mana calon wisatawan dapat mengikuti workshop,
misalnya belajar menari, memasak dan mengenal kekayaan buah, rempah atau
bumbu asal Indonesia.
Selain itu, menurutnya
penting bahwa para pemandu wisata sebaiknya dilatih lebih serius untuk
menjadi storyteller.
"Jarang ada pemandu
wisata lokal yang bisa melakukan itu. Ada, tapi jarang. Jadi bukan hanya
menghapal data, misalnya museum ini dibangun tahun sekian oleh A, B, C dan
semacamnya. Di Borobudur itu juga banyak dongeng yang bisa dieksplorasi. Di
Indonesia, saya belum pernah masuk museum atau monumen di mana pemandu bisa
membuat saya menangis atau kagum lewat ceritanya atau merenung."
Tak hanya di Munchen, pemasangan iklan wisata Indonesia ini direncanakan akan diperluass di Kota Berlin pada bulan
November mendatang. KBRI Berlin juga berencana untuk menggandeng sejumlah stasiun
radio di Jerman untuk promosi wisata Indonesia. ***Candra Wibawanti



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !