![]() |
Presiden AS Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada pertemuan pertama di Capella Hotel di Pulau Sentosa, Singapura tanggal 12 Juni 2018 silam |
Jakarta, Info Breaking News – Presiden Amerika Serikat
(AS) Donald Trump bersama dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan tengah
bersiap untuk menggelar pertemuan kedua.
Dalam
pidatonya di awal tahun 2019, Kim Jong-un menyatakan dirinya siap bertemu
dengan Trump kapan saja. Untuk menindaklanjuti hal itu, utusan khusus Kim Jong
Un, Kim Yong Chol pun mengadakan pertemuan dengan Trump di Gedung Putih, hari
Jumat (18/1/2019) lalu.
Seusai menerima utusan khusus Kim Jong Un, Trump
mengatakan, pertemuan dirinya dengan Kim Jong Un kemungkinan akan digelar akhir
Februari. Meski begitu, lokasi pertemuan keduanya belum dapat dipastikan.
Sekjen
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara, Teguh Santosa, dalam
keterangannya, Minggu (20/1/2019) mengatakan bahwa Asia Tenggara nampaknya akan
kembali menjadi tuan rumah karena Korut relatif lebih bersahabat dibandingkan
kawasan lain. Sementara Amerika Serikat memiliki kepentingan untuk lebih sering
hadir di kawasan ini dalam rangka “menghadapi” Tiongkok.
Sejauh ini, Teguh menyebut ada dua negara di Asia
Tenggara yang berpeluang untuk menjadi tuan rumah, yakni Indonesia dan Vietnam.
Namun, peluang terpilihnya Vietnam dinilai lebih besar dibandingkan dengan
Indonesia.
“Vietnam
lebih berpeluang karena Vietnam dan Korea Utara memiliki garis ideologi yang
sama,” ujar Teguh.
Alasan
lain, menurut Teguh, Trump kelihatannya kurang berkenan berkunjung ke Indonesia
pada saat-saat seperti sekarang.
“Dinamika
politik di Indonesia sedang tidak menentu. Ada kekhawatiran, bila berkunjung ke
Indonesia, Trump akan disambut dengan demonstrasi mengecam kebijakan AS
memindahkan Kedubes AS untuk Israel ke Jerusalem,” kata dia.
“Selain
itu, kehadiran Trump ke Indonesia di masa menjelang Pilpres 2019 bisa dianggap
sebagai upaya mempengaruhi hasil pemilihan,” imbuhnya.
Sementara
dari sisi Korea Utara sendiri, Teguh menjelaskan bahwa pemerintah Korut
diperkirakan enggan untuk memilih Indonesia karena Indonesia beberapa kali melakukan tindakan yang
mengecewakan Korea Utara.
Bila
pertemuan kedua antara Donald Trump dan Kim Jong Un dilakukan di negara lain di
Asia Tenggara, bukan di Indonesia, dapat dikatakan itu akan menjadi pukulan
bagi Indonesia yang kini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
“Semestinya
pertemuan kedua Trump dan Kim ini dapat digunakan Indonesia untuk memperlihatkan
posisi sebagai negara jangkar di Asia Tenggara. Ini juga dapat menjadi
indikator pengaruh Indonesia dan kepercayaan dunia internasional kepada
Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” pungkas Teguh.
***Jeremy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !