![]() |
| Terduga pelajar Indonesia yang dipaksa bekerja sebagai buruh pabrik di Taiwan (Taiwan News) |
Taipei, Info Breaking News –
Ratusan pelajar Indonesia diduga menjalani kerja paksa di Taiwan. Hal tersebut
diungkapkan langsung oleh seorang politisi setempat, Kuomintang Ko Chih-en.
Dalam pernyataannya yang
dikutip sebuah media Taiwan, Ko melaporkan para pelajar tersebut hanya masuk
kelas dua hari dalam seminggu kemudian mereka menghabiskan empat hari bekerja
di pabrik sebagai buruh.
Mereka ditugaskan mengemas
30.000 lensa kontak selama 10 jam per sif, yakni dari pukul 07.30 hingga 19.30
waktu setempat dan hanya mendapat waktu istirahat selama 2 jam.
"Meski
kebanyakan dari para pelajar Indonesia adalah Muslim, yang mengagetkan mereka
mendapat makanan yang mengandung babi," terang Ko.
Taiwan News
memberitakan setidaknya terdapat 300 pelajar Indonesia yang berusia di bawah 20
tahun yang dikirim dari dua universitas berbeda untuk bekerja.
Mengingat
adanya larangan program magang bagi pelajar tahun pertama dari Kementerian
Pendidikan (MOE), universitas mengakalinya sehingga mereka dibuat bekerja dalam
grup.
Proses
pengiriman itu dilakukan seorang broker yang bakal menerima 200 dollar Taiwan
atau sekitar Rp 93.795 per murid.
Lebih
lanjut Ko mengungkapkan para pelajar mulai mengeluh tetapi pejabat universitas
hanya mengatakan kepada mereka untuk bersabar. Dia mengatakan, jika pelajar
membantu perusahaan, perusahaan juga bakal membantu universitas. Sebaliknya,
jika mereka tak bekerja, perusahaan juga tak bakal membantu.
Selain itu,
Ko juga memberi tahu manajer pabrik diduga berkata kepada pelajar Indonesia itu
bahwa "mereka tak berbeda dengan pekerja asing lainnya".
Peristiwa
ini pun membuat Menteri Pendidikan Yao Leeh-ter angkat bicara dengan menyatakan
bakal menggelar penyelidikan. Dia menuturkan sudah mengundang presiden
universitas pada tahun lalu dan memperingatkan mereka untuk tidak melanggar
hukum.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan
bakal menangguhkan pengiriman pelajar Tanah Air untuk magang di Taiwan. Dalam sebuah keterangan resmi, Arrmanatha menyebut Kantor Dagang Indonesia di Taipei telah
meminta klarifikasi serta berkoordinasi dengan aparat lokal.
"Penangguhan
rekrutmen dan pengiriman pelajar magang bakal ditangguhkan hingga manajemen
yang lebih baik tercapai," ucapnya.
Kantor
dagang telah meminta aparat lokal untuk segera mengambil langkah yang
diperlukan guna melindungi kepentingan dan keselamatan pelajar Indonesia di
sana. ***Armen



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !