![]() |
Para kandidat yang diketahui banyak mengeluh, mengumpat
orang lain di medsosnya, secara otomatis dinyatakan tidak lulus untuk menduduki
jabatan tertentu.
Selain
tes tertulis dan wawancara, panitia seleksi juga menilai akun media sosial
calon pejabat.
"Jadi walaupun tes tertulis nilainya 100, wawancara
nilainya 1.000, tetapi media sosialnya isinya negatif, ke laut aja," kata
Hanif Dhakiri dalam siaran persnya, Minggu (31/3/2019).
Oleh karena itu, Hanif meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bijak
menggunakan media sosial (medsos). Pasalnya, saat ini banyak perusahaan yang
menjadikan akun medsos sebagai salah satu aspek penilaian dalam rekrutmen
tenaga kerja.
"Jadi para pelamar nantinya diwajibkan mencatumkan
akun media sosial untuk diperiksa. Sehingga kalau medsosnya suka mengumpat
orang, mengeluh, itu bisa mengganggu perjalanan kariernya," tuturnya.
Dalam
kesempatan ini, Hanif Dhakiri juga mengajak seluruh stakeholder ketenagakerjaan
untuk bersama-sama membangun dunia ketenagakerjaan.
Menurut Hanif, setidaknya ada tiga aspek yang harus
menjadi perhatian seluruh pihak.
Hal pertama ialah perbaikan ekosistem
ketenagakerjaan mengingat tiga dari 10 hambatan investasi ada di sektor
ketenagakerjaan.
"Bagaimana membuat ekosistem ini tidak rigit, bisa
fleksibel sesuai dengan perubahan dunia," katanya.
Kedua, penguatan akses peningkatan skill. Baik untuk skilling
(pelatihan keterampilan),up-skilling (peningkatan
keterampilan), maupun re-skilling (alih
keterampilan).
"Itu kan providernya bisa tempat pelatihan
pemerintah, bisa swasta seperti LPK, atau training centre industri,"
ujarnya.
Penguatan akses ini sangat diperlukan, mengingat
keterampilan yang dibutuhkan di masa depan adalah keterampilan yang cepat
beradaptasi dengan perubahan. "Jadi cara melindungi tenaga kerja kita
adalah bagaimana mereka memiliki skill, skill-nya itu bisa meningkat dan
berkembang," jelasnya.
Dan hal yang terakhir ialah cakupan kepesertaan jaminan
sosial tenaga kerja.
"Bagaimana
universal coverage ini benar-benar bisa dijalankan
untuk seluruh masyarakat, baik untuk yang sektor formal maupun non
formal," paparnya. ***Raymond Sinaga
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !