Headlines News :
Home » » Muhammadiyah Ingatkan Jokowi Agar Menegur Pengusaha Kakap Yang Masih Rakus Makan Ikan Teri

Muhammadiyah Ingatkan Jokowi Agar Menegur Pengusaha Kakap Yang Masih Rakus Makan Ikan Teri

Written By Info Breaking News on Kamis, 30 Desember 2021 | 06.28

Ketum Muhammadiyah, Haedar Nashir

Yogyakarta,
Info Breaking News - Bergayaa khasnya secara terbuka dan to the point Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi kerakyatan secara progresif untuk memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).Dan program ini akaan berhasil baik jika para penguasaha besar dan para penguasa jamham lagi ikut cawe cawe, mwncari keuntungan tapi justru mau secara iklas berbagi dengan pedagang kecil yang butuh bantuan dan pembinaan.

Haedar menyatakan, kebijakan itu seperti lontaran Presiden Joko Widodo yang bakal menerapkan new economy policy. "Yang besar-besar mengerem diri dan mau berbagi. Dan ini menjadi tugas negara,Pengusaha kelas kakap harus malu diri jika masih mau makan menu ikan teri yang kecil ini." tegas Haedar.

Demikian disampaikan Haedar dalam Refleksi Akhir Tahun 2021 PP Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Rabu (29/12/2021). "Kebijakan ekonomi kerakyatan harus progresif, maka hasilnya akan signifikan. Kalau apa adanya, hanya jalan di tempat," ujarnya.

Ia meminta pemerintah hadir untuk mengangkat kualitas UMKM dengan membatasi pengusaha besar. "Yang besar tidak rakus, berhenti mengeksploitasi yang kecil. Ada semangat mengerem dan ini wilayah etis. Negara juga harus hadir," katanya.

Haedar juga menyinggung demokrasi Indonesia yang masih memakai standar Barat. Padahal standar itu tak selalu pas dengan demokrasi kultural dalam konteks Indonesia. "Ada nilai-nilai Indonesia yang khas, seperti gotong royong. Ini akan selalu menjadi dinamika," ujar Haedar.

Untuk itu, ia mengajak untuk memasukkan nilai demokrasi ala Pancasila. "Kita coba memberi keseimbangan di mana demokrasi, hak asasi, dan toleransi ada dalam spektrum nilai Pancasila, yakni dengan dua nilai: agama dan kebudayaan luhur bangsa," tuturnya.

Menurut dia, jika hanya mengacu ilmu Barat, tanpa memasukkan isu-isu khas bangsa, demokrasi Indonesia akan mengalami kesenjangan. "Jadi demokrasi Indonesia tidak akan maju karena tolak ukurnya (cara pandang Barat) itu," kata dia.*** Kuswanto

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved