Palangkaraya, Info Breaking News - Anggota polisi Aipda Andre Wibisono di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) tewas dibunuh dengan cara dikeroyok dan ditembak di kampung narkoba. Kapolresta Palangkaraya menerangkan bahwa korban yang merupakan anggota Polri yang bertugas di Biddokkes Polda Kalimantan Tengah meninggal dunia setelah dikeroyok secara sadis oleh belasan orang di Kampung Narkoba. "Dari keterangan para pelaku dan saksi, delapan orang pelaku yang sudah kita amankan, ditambah dari saksi yang ada, sudah didapatkan kronologis awal," kata Kapolresta Palangkaraya Kombes Budi Santosa
Sebelum dianiaya, korban sempat meminta jatah uang dan sabu kepada pengedar. "Iya korban datang ke loket dan meminta sabu sebanyak 0,5 gram dan uang," ungkap Budi Santosa kepada media.
Kampung narkoba itu berada di Jalan Rindang Banua Ujung (Kompleks Puntun), Palangkaraya. Aipda Andre datang ke lokasi pada Jumat (2/12) dengan maksud meminta sejumlah uang dan narkoba kepada salah satu pengedar berinisial SY, hingga berujung cekcok.
Korban kemudian pindah ke loket pengedar lainnya yang tak jauh dari lokasi SY. Di sana korban bertemu RM dan meminta sejumlah sabu dan uang. Namun RM tak memberikan apa yang diminta Aipda Andre sehingga keduanya terlibat cekcok mulut hingga salah satu rekan RM datang dan terjadi perkelahian."Karena terjadinya adu mulut antara korban dan RM karena kesal kemudian korban mencabut senjata tajam yang tersimpan di pinggang sebelah kiri. Mengetahui hal tersebut AD datang mengambil pisau milik korban dan membuangnya lalu AD memukul korban menggunakan tangan kosong sebanyak 1 kali," terangnya.
Mendengar keributan itu, rekan AD yakni SH, AL, NR, MI, BD, SD, EJ, AK, dan TE kemudian datang ikut melakukan penganiayaan hingga akhirnya korban masuk ke dalam rawa-rawa. Di saat itulah korban ditembak salah satu pelaku.
Melihat korban kabur, kemudian mereka beramai-ramai mengejar korban hingga sampai ke pinggir jalan. Di sana mereka kembali melakukan pemukulan dan TE kembali menembak korban hingga korban terjatuh.
"Dikarenakan korban dikejar oleh NR, korban sempat terperosok lalu BD langsung turun ke bawah dan memukul korban lalu dilanjutkan, MI, SD, dan EJ untuk memukul korban, lalu ditembak oleh TE sebanyak 5 kali dan AK memukul menggunakan palu sebanyak 2 kali, lalu NR memukul tangan kosong," papar Perwira dengan tiga melati di pundaknya.
Korban yang mengalami luka serius kemudian dibawa ke rumah sakit. Namun nahas saat di perjalanan personel Biddokes Polda Kalteng itu meninggal dunia.
"Sesuai visum ada luka memar di bagian belakang tubuh dan di kepala korban yang disebabkan benda tumpul, terus juga ada luka bekas tembakan di leher, perut sebelah kanan korban. Korban tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit," tuturnya.
Hingga kini polisi telah berhasil mengamankan 8 orang berinisial NR, SH, BD, AD, MI, RM, AK, dan AH. Sebanyak 6 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Aipda Andre. Sedangkan TE, EJ, dan SD saat ini masih dalam pengejaran kepolisian.
"Dari kedelapan pelaku yang sudah kita amankan, 6 merupakan pelaku pembunuh anggota polri, yang mana saat ini sudah kita tetapkan tersangka, dan dua orang lainya kita tangkap lantaran kasus penyalahgunaan narkoba di lokasi," pungkasnya.
Wakapolda Kalteng Irjen Pol Ida Oetari Poernamasasi bersama jajaran di kompleks Ponton. |
Pantauan dilapangan, ratusan personel kepolisian kembali melakukan tindakan dengan membongkar dan membakar sejumlah posko dan bangunan yang disinyalir menjadi tempat transaksi narkoba di kompleks Ponton. Setidaknya ada empat pos yang dirobohkan serta dibakar agar tidak bisa dipergunakan kembali.
"Pada pos tersebut kita temukan klip sabu, alat isap dan bukti-bukti lainnya sebagai tempat transaksi dan mengkonsumsi narkoba. Kegiatan ini akan kita lakukan secara berkelanjutan untuk mencegah betul-betul terjadinya peredaran narkoba dan mengubah wajah kampung Ponton dari kampung narkoba" tutupnya.***Surya Lisda
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !