Ribuan korban praktik TPPO di Filipina saat diselamatkan oleh kepolisian setempat |
Manila, Info Breaking News - Kepolisian Filipina, Philippines National Police (PNP), berhasil menyelamatkan ribuan pekerja dari 18 negara dari jeratan praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Tercatat lebih dari separuh jumlah orang yang dipekerjakan di praktik online scam itu adalah warga negara Filipina sendiri.
Kepala unit Anti-kejahatan Dunia Maya Kepolisian Nasional Filipina, Jenderal Sydney Hernia mengatakan polisi, berbekal senjata lengkap dan surat perintah dari pengadilan setempat, menggerebek dan menggeledah bangunan sekitar tengah malam di Las Pinas pada Senin (26/6/2023) dan Selasa (27/6/2023).
Hasilnya, sebanyak 2.714 pekerja yang diduga kuat sebagai korban perdagangan orang berhasil diselamatkan dari tujuh bangunan di kota Las Pinas di Metro Manila.
Dari jumlah tersebut, 1.534 orang merupakan warga Filipina dan 1.190 lainnya adalah warga asing. Warga di luar Filipina terbanyak adalah dari Tiongkok sebanyak 604 orang. Berikutnya, berturut-turut 183 warga Vietnam, 137 warga Indonesia, 134 warga Malaysia, dan 81 warga Thailand. Selebihnya berasal dari Myanmar, Pakistan, Yaman, Somalia, Sudan, Nigeria, dan Taiwan.
Mereka diduga adalah para pekerja yang ditipu untuk bekerja di praktik kejahatan dunia maya semacam online scam atau situs game online penipuan dan kelompok kejahatan dunia maya lainnya.
Seperti dilansir AP, jumlah korban perdagangan orang yang diselamatkan kali ini adalah yang terbesar sepanjang tahun ini. Hal ini dan menunjukkan bagaimana Filipina telah menjadi basis utama operasi sindikat kejahatan dunia maya.
Pada aksi penggerebekan sebelumnya, Kepolisian Filipina berhasil membebeaskan hampir 1.400 pekerja Filipina dan asing yang diduga dipaksa melakukan penipuan mata uang kripto.
Penggerebekan yang dilakukan bulan Mei itu terjadi di pelabuhan bebas Clark di kota Mabalacat, Provinsi Pampanga, sebelah utara Manila.
Beberapa pekerja mengatakan kepada penyelidik bahwa ketika mereka mencoba untuk berhenti bekerja, mereka dipaksa untuk membayar sejumlah besar uang untuk alasan yang tidak jelas.
Para pekerja juga mengaku takut akan dijual ke sindikat lain. Selain itu, kata polisi, para pekerja juga dipaksa untuk membayar denda atas dugaan pelanggaran kerja.
Para pekerja dibujuk dengan tawaran gaji tinggi dan kondisi kerja yang ideal di iklan Facebook, tetapi kemudian menemukan bahwa janji itu adalah tipu muslihat. ***Deviane
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !