Jakarta, Info Breaking News - Deputi Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sardjito mengimbau kaum muda agar berhati-hati dan cermat saat terjun ke industri keuangan.
Menurut Sardjito, anak muda saat ini lebih cenderung memilih investasi yang volatil sehingga kurang mengenal saham, reksadana, dan kripto. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk meningkatkan pemahaman atas berbagai instrumen keuangan ini.
“Kadang kita banyak melihat anak-anak muda suka yang volatil dan belum pernah mengenal saham dan reksadana. Karena kelihatannya terlalu bagus, mudah, dan gampang lalu ikut. Tidak begitu, kalau kamu investasi, investasilah di yang ada legalitasnya, masuk akal,” tuturnya.
Mengaca dari menjamurnya investasi bodong hingga pinjaman online (pinjol) ilegal, Sardjito meminta anak muda untuk lebih bijak dalam berinvestasi.
Sardjito juga menyoroti aksi sejumlah influencer di media sosial yang ramai mengajak orang berinvestasi namun nyatanya terlibat kegiatan ilegal.
Oleh sebab itu, perlu untuk berinvestasi pada platform yang berizin dan terlindungi oleh regulator.
“Seperti aksi influencer di Instagram yang diikuti banyak orang ternyata ilegal. Jadi, kalau mau ivestasi tentu harus ada regulasi dan berizin,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga membahas pentingnya menghindari aktivitas ilegal, seperti menggunakan layanan kredit tanpa izin atau meminjam melalui platform online yang tidak jelas legalitasnya.
“Tawaran menggiurkan biasanya berakhir jadi penipuan, jadi fokus dengan investasi yang berizin dan logis,” kata Sardjito.
“Selalu periksa egalitas dan rasionalitas suatu investasi karena penipu kadang lebih pintar dari mereka yang berpendidikan tinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Sardjito mengakui bahwa menabung di bank memang tidak membuat seseorang menjadi kaya, apalagi jika jumlah tabungan yang dimiliki kecil. Oleh karena itu, perlu mencari alternatif investasi yang dapat memberikan hasil yang lebih besar.
Ia menilai, daripada uang dipakai untuk kebutuhan konsumtif, ada baiknya jika anak muda saat ini memprioritaskan menabung untuk tujuan yang lebih penting di masa depan.
“Nasihat untuk jadi orang sukses masih sama. Bagaimana kita berpuasa, untuk keep your money untuk tujuan yang tidak penting untuk tujuan konsumsi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Sardjito mengingatkan kaum muda agar tidak terlalu mudah mengajukan pinjaman. Ia menyinggung adanya risiko penagih utang yang tidak sah, terutama bagi mereka yang berhutang dengan cicilan yang besar.
“Bagaimana mungkin, kamu enggak invest, tapi kamu nunggu konser dan bayar pakai PayLater karena debit tidak ada, dan kartu kredit tidak cukup limitnya, bahkan untuk bisa melihat itu, kamu rela pakai pinjol yang ilegal,” jelas dia.
Sardjito menyampaikan kesuksesan seseorang dalam keuangan seringkali berasal dari pasar modal. Hal itu bahkan sempat menjadi topik yang hangat dibicarakan ketika banyak influencer tertangkap akibat aksinya melakukan pompom saham.
Dia mengingatkan, anak-anak muda harus memahami risiko jika dalam kegiatan ilegal. Sehingga, ia menyarankan agar anak muda jangan gampang terpengaruh dengan berbagai macam bujukan yang sifatnya too good to be true.
Tapi di sisi lain, para pengusaha yang sukses seringkali memulai dari investasi yang sederhana dan kemudian melangkah ke instrumen keuangan yang lebih kompleks.
“Tidak semua utang buruk, tetapi perlu memastikan bahwa utang tersebut dilakukan untuk kepentingan yang lebih besar daripada jumlah utangnya,” paparnya.
“OJK berkomitmen dalam melindungi masyarakat dan pentingnya berinvestasi pada produk-produk keuangan. Tapi itu berlaku untuk produk yang berizin, bukan untuk investasi ilegal dan pinjol ilegal,” pungkas Sardjito. ***Jeremy Foster
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !