Jakarta, Infobreakingnews, - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano
Norman mengatakan, dua polisi yang tewas di Poso diduga dibunuh kelompok Jamaah
Anshorut Tauhid (JAT). Namun perlu penyelidikan lebih lanjut untuk memastikannya.
"Mereka ini
memang diduga JAT, sementara dugaan seperti itu," ujar Marciano, di Istana
Negara, Rabu (17/10).
Marciano berharap
pihak kepolisian setempat dapat menemukan pelaku secepatnya.
"Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama akan terungkap," ujarnya.
Dua polisi tersebut
diduga dibunuh di area pelatihan kelompok JAT yang selama ini dalam pengawasan
polisi. "Tempat itu diduga tempat pelatihan yang selama ini dilakukan
pengawasan," imbuhnya.
Sebelumnya, dua
polisi ditemukan tewas di Poso dengan luka tusuk di bagian leher dan dikubur
dalam satu liang kubur. Diduga korban dibunuh sejak lima hari lalu.
Karo Penmas Mabes
Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan dua anggota kepolisian yang hilang di
Poso diduga dihabisi kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Santoso.
Santoso merupakan pimpinan kelompok JAT yang pernah membuat kerusahan di Poso
pada tahun 2005.
Dua anggota Polri korban pembunuhan di Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah, segera dimakamkan di kampung halamannya di Sulawesi Selatan
setelah diserahkan kepada keluarganya di Poso.
Briptu Andi Sappa
(31th) akan dimakamkan di Kabupaten Palopo, sedangkan Brigadir Sudirman (30th) akan
dikebumikan di Dusun Jempang, Kabupaten Takalar.
Andi Sappa adalah
anggota Polsek Poso Pesisir, sedangkan Sudirman merupakan anggota Polres Poso.
Andi Sappa
meninggalkan seorang istri serta dua orang anak, Putri (7th) dan Andhika (2th),
sedangkan Sudirman juga meninggalkan seorang istri serta dua anak, Nadia Syifa
(6th) dan Naura (4th).
Kedua polisi yang
saat ini sudah dinaikkan pangkatnya satu tingkat tersebut ditemukan tewas dalam
satu lubang di pegunungan yang berada di Dusun Tamanjeka pada Selasa (16/10).
Polisi tersebut
mengalami luka senjata tajam di bagian leher, dan hanya mengenakan celana
dalam. Kedua polisi itu sebelumnya dilaporkan hilang pada 8 Oktober 2012.
Mereka saat itu
sedang melakukan penyelidikan pusat latihan perang yang dilakukan oleh kelompok
teroris di Kabupaten Poso.Kepala Polda
Sulawesi Tengah Brigjen Dewa Parsana mengaku masih menyelidiki pelaku
pembunuhan itu.
"Kita belum
bisa memastikannya, namun ada dugaan pelakunya dari kelompok teroris,"
katanya. Saat ini polisi
masih melakukan penyisiran di sejumlah lokasi guna mencari pelaku pembunuhan
itu.
Selain polisi,
pasukan TNI juga membantu proses pengamanan di Kabupaten Poso yang berjarak 230
kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.
Tim dokter gabungan
kepolisian dan Rumah Sakit Umum Daera Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (17/10),
selesai mengautopsi dua jenazah polisi yang sempat hilang.
Hasil autopsi belum disampaikan kepada wartawan.
Para awak media yang menunggu hingga dini hari tidak diperkenankan mengambil
gambar korban.
Keduanya ditemukan, Selasa (16/10) siang, dalam keadaan
meninggal dan dikubur dalam satu lubang di Desa Masani, Poso.
Aparat kepolisian curiga setelah menemukan barang
bukti berupa helm yang diduga milik korban tidak jauh dari lokasi penemuan
jenazah. Polisi juga menemukan satu butir selongsong peluru.*** J.F
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !