Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

2 Polisi Tewas Di Poso, diduga Dibunuh Jamaah Anshorut Tauhid (JAT)


Jakarta, Infobreakingnews, - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano Norman mengatakan, dua polisi yang tewas di Poso diduga dibunuh kelompok Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Namun perlu penyelidikan lebih lanjut untuk memastikannya.

"Mereka ini memang diduga JAT, sementara dugaan seperti itu," ujar Marciano, di Istana Negara, Rabu (17/10).

Marciano berharap pihak kepolisian setempat dapat menemukan pelaku secepatnya. "Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama akan terungkap," ujarnya.



Dua polisi tersebut diduga dibunuh di area pelatihan kelompok JAT yang selama ini dalam pengawasan polisi. "Tempat itu diduga tempat pelatihan yang selama ini dilakukan pengawasan," imbuhnya.

Sebelumnya, dua polisi ditemukan tewas di Poso dengan luka tusuk di bagian leher dan dikubur dalam satu liang kubur. Diduga korban dibunuh sejak lima hari lalu.

Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan dua anggota kepolisian yang hilang di Poso diduga dihabisi kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) pimpinan Santoso. Santoso merupakan pimpinan kelompok JAT yang pernah membuat kerusahan di Poso pada tahun 2005.


Dua anggota Polri korban pembunuhan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, segera dimakamkan di kampung halamannya di Sulawesi Selatan setelah diserahkan kepada keluarganya di Poso.

Briptu Andi Sappa (31th) akan dimakamkan di Kabupaten Palopo, sedangkan Brigadir Sudirman (30th) akan dikebumikan di Dusun Jempang, Kabupaten Takalar.

Andi Sappa adalah anggota Polsek Poso Pesisir, sedangkan Sudirman merupakan anggota Polres Poso.

Andi Sappa meninggalkan seorang istri serta dua orang anak, Putri (7th) dan Andhika (2th), sedangkan Sudirman juga meninggalkan seorang istri serta dua anak, Nadia Syifa (6th) dan Naura (4th).

Kedua polisi yang saat ini sudah dinaikkan pangkatnya satu tingkat tersebut ditemukan tewas dalam satu lubang di pegunungan yang berada di Dusun Tamanjeka pada Selasa (16/10).

Polisi tersebut mengalami luka senjata tajam di bagian leher, dan hanya mengenakan celana dalam. Kedua polisi itu sebelumnya dilaporkan hilang pada 8 Oktober 2012.

Mereka saat itu sedang melakukan penyelidikan pusat latihan perang yang dilakukan oleh kelompok teroris di Kabupaten Poso.Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Dewa Parsana mengaku masih menyelidiki pelaku pembunuhan itu.

"Kita belum bisa memastikannya, namun ada dugaan pelakunya dari kelompok teroris," katanya. Saat ini polisi masih melakukan penyisiran di sejumlah lokasi guna mencari pelaku pembunuhan itu.

Selain polisi, pasukan TNI juga membantu proses pengamanan di Kabupaten Poso yang berjarak 230 kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.


Tim dokter gabungan kepolisian dan Rumah Sakit Umum Daera Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (17/10), selesai mengautopsi dua jenazah polisi yang sempat hilang. 

Hasil autopsi belum disampaikan kepada wartawan. Para awak media yang menunggu hingga dini hari tidak diperkenankan mengambil gambar korban.

Keduanya ditemukan, Selasa (16/10) siang, dalam keadaan meninggal dan dikubur dalam satu lubang di Desa Masani, Poso.

Aparat kepolisian curiga setelah menemukan barang bukti berupa helm yang diduga milik korban tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah. Polisi juga menemukan satu butir selongsong peluru.*** J.F




Tidak ada komentar:

Posting Komentar