Jakarta, Infobreakingnews - Menteri BUMN,
Dahlan Iskan tercatat, 3 kali absen
berturut-turut, mangkir dari panggilan DPR. Dahlan Iskan telah dipanggil DPR
untuk membahas PT Telkom yang pailit, membahas mengenai temuan BPK terhadap PT
PLN, dan RUU Usaha Perasuransian.
Panggilan Dahlan
Iskan yang pertama tercatat pada Kamis 18 Oktober 2012 di komisi VI DPR.
Selanjutnya Dahlan Iskan kembali mangkir saat dipanggil untuk membahas
penjelasan pemerintah tentang RUU Usaha Perasuransian.
Kemudian pada hari
Senin 22 Oktober 2012, Dahlan Iskan kembali absen untuk Rapat Dengar Pendapat
dengan Komisi VII. Dalam rapat tersebut, dijadwalkan akan hadir Menteri ESDM
Jero Wacik, PT PGN, dan PT PLN terkait temuan BPK.
Pada hari ini, Rabu
(24/10/2012), Dahlan Iskan kembali absen dari Rapat Dengar Pendapat dengan
Komisi VII. Pada akhirnya Rapat Dengar Pendapat mengenai temuan BPK terhadap
anggaran PLN sebesar Rp 37 Triliun kembali ditunda.
Hubungan DPR dengan
Dahlan sedikit memanas lantaran Dahlan mengirimkan pesan singkat kepada
Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam. Dalam SMS tersebut, Dahlan mengatakan
banyak BUMN yang sering diperas oleh DPR jika ingin proyek yang diajukan cepat
disetujui.
DPR pun meradang, Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI,
Benny Kabur Harman, menegaskan agar Dahlan transparan atas pernyataannya
tersebut. Menurutnya, dengan berterus terang menyebutkan anggota DPR yang
memeras BUMN, agar tidak terjadi fitnah. "Anggota DPR mana yang minta?
Kalau gitu kan jatuhnya clear," katanya.
Benny menambahkan, untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, komisi VI DPR pun akan memanggil mantan Direktur Utama
PLN tersebut. "Komisi VI akan memanggil Dahlan Iskan untuk
mempertanggungjawabkan omongannya, kau tulis itu," tutup Benny.
Bahkan, Ketua Rapat Kerja Komisi VII DPR, Effendi
Simbolon, menuding Dahlan bersembunyi di balik agenda Presiden untuk tidak
menghadiri rapat dengan DPR seperti saat ini. "Jadi kalau ada acara
presiden dia enggak boleh ikut, ini jadi berandai-andai, ini jadi masuk
angin," kata Effendi, saat menutup Rapat Kerja.
Ini bukan kali pertama Dahlan berbeda pandang
dengan DPR, Dahlan juga pernah bermasalah dengan DPR kala memilih dan melantik
sejumlah direksi BUMN tanpa melalui prosedur yang benar. Dahlan melakukan
penggantian sejumlah direksi BUMN khususnya BUMN strategis seperti PT Pertamina
(Persero). Beberapa waktu menjabat, Dahlan memang mengganti lima direksi
Pertamina begitu saja.
Pengangkatan direksi ini menuai banyak reaksi,
salah satunya Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Dipo, adalah salah satu anggota Tim
Penilai AKhir (TPA) yang diketuai Wapres. Tim ini, memberikan penilaian jika
menteri BUMN, akan mengganti direksi BUMN strategis. Kesal, Dipo dikabarkan
'mengadu' langsung ke Presiden SBY. SBY pun tak tinggal diam, Dahlan kabarnya
kena semprot SBY.
Selain itu, keputusan Dahlan mengobrak-abrik BUMN
juga terjadi di beberapa direksi. Ada dirut yang usianya sudah melewati batas
maksimal untuk menjadi dirut (58 tahun). Terkait hal tersebut, Komisi VI DPR
sudah mengagendakan hendak memanggil Menteri BUMN untuk dimintai klarifikasinya
pada Rabu 4 April mendatang.
Dahlan juga pernah bermasalah saat baru menjabat
menjadi Direktur Utama PLN, Dahlan juga pernah menaikkan harga Tarif Dasar
Listrik (TDL) tanpa konfirmasi dari pihak DPR. "Saya pernah usir dia dari
sini (DPR), karena bikin laporan enggak benar, tulisannya kecil-kecil,"
kata Anggota Komisi VII DPR-RI Alimin Abdullah.
"Dia pernah menaikkan harga seenaknya, emang
punya nenek moyangnya. Itu sama saja "pinem" dari rakyat. Jadi jangan
main-main, kita mau klarifikasi," tambah dia.
Alimin mengungkapkan, saat Dahlan menjabat
Direktur Utama PLN, dia dinilai gegabah dalam mengambil keputusan. Salah
satunya pengadaan genset yang berasal dari China. "Berapa sewa genset
tambahan dari China yang sekarang mangkrak, dia mengumumkan kalau enggak ada
biarpet (mati lampu)," tutup Alimin.
Seperti diketahui, pada
Senin lalu Dahlan tidak dapat hadir dalam rapat kerja Komisi VII dan hanya
diwakili oleh Staf Ahli Bidang Tata Kelola BUMN Harry Susetyo Nugroho.
Harry mengatakan Dahlan
berhalangan hadir karena harus mendampingi Presiden SBY ke Jogja menghadiri
acara International Micro Finance. Setelah itu, Dahlan juga lanjut mendampingi
SBY meresmikan sejumlah proyek infrastruktur dalam MP3EI di Kalimantan Timur
pada 23-24 Oktober 2012.
Sementara itu, Kepala Humas dan Protokoler
Kementerian BUMN Faisal Hilmi menjelaskan Dahlan tak dapat hadir dalam rapat
kerja Komisi VII, karena berangkat ke Jambi untuk membahas program peternakan
sapi serta bertemu dengan Gubernur dan mengunjungi universitas-universitas di
Jambi.
"Sebenarnya acara ke Jambi ini dijadwalkan
Selasa, namun karena Senin mendampingi Presiden sehingga diundur Rabu, tak enak
membatalkannya karena sudah janji sama orang," katanya.
Ia menjelaskan begitu mendarat pukul 15.00 WIB
dari Balikpapan bersama rombongan Presiden, Dahlan langsung berangkat lagi jam
16.00 ke Jambi.
Rencananya Dahlan akan balik dari Jambi pada Kamis
pagi dan akan mengikuti sidang kabinet paripurna pada Kamis siang ini.*** P.E



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !