Jakarta, infobreakingnews - Mengurai
sampah di DKI Jakarta bagaikan mengurai benang kusut yang tak tampak
ujung pangkalnya. Dari
tahun ketahun masalah penanganan sampah seakan tak pernah berakhir meskipun
pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya, seperti
menerbitkan aturan pemerintah tentang larangan membuang sampah sembarangan yang
disertai dengan sanksi pidana maupun sanksi denda. Efek jera dari aturan
tersebut tak tampak nyata dimasyarakat bahkan seperti ada pembangkangan.
Sampah
rumahtangga, sampah lingkungan, sampah kali dan sungai, sampah taman membuat
pemandangan tidak elok. Disudut jalan jalan bahkan dijalan jalan utama sampah
masih terlihat mengonggok dipagi hari
dikala aktifitas sudah dimulai, membuat miris hati dan menangis melihat carut marut
Jakarta yang
merupakan wajah Indonesia, sebagai Ibu Kota Negara.
Dari pantuan infobreakingnews.com, sepanjang Jalan Raya Plumpang-Semper
ada lima titik tempat pembuangan sampah liar (TPS-L). Belum terdeteksi, warga
mana yang membuang sampah di TPSL tersebut, pasalnya, yang membuang sampah itu dari berbagai
golongan masyarakat, seperti pengendara mobil pribadi lempar sampah, yang naik
sepeda motor lempar sampah maupun yang naik angkot dan pejalan kaki.
Yang menjadi keprihatinan, aktifitas itu berlangsung
hingga disiang hari dimana orang orang sudah meninggalkan rumah menuju tempat
kerja, dan tumpukan sampah itu juga mempengaruhi macetnya arus lalulintas.
Kepala Seksi Kebersihan Kec. Koja Wilson Simatupang
mengaku kesulitan mengatasi sampah sepanjang jalan Raya Plumpang Semper itu.
“Kita kewalahan dalam penanggulangan sampah itu. Meskipun demikian, saat ini
kita sedang sosialisasikan kepada Camat, Lurah dan RW, RT agar dalam pertemuan
pertemuan warga membahas masalah penanggulangan sampah,” ucapnya ketika
dihubungi melalui seluler genggam , Jumat (03/05/2013).
Wilson menghimbau masyarakat Koja agar jangan membuang
sampah sembarangan. “Kita menghimbau warga Koja agar tidak membuang sampah
sembarangan. Bersih itu adalah sebahagian dari ‘iman’. Jika hati kita bersih,
rumah kita bersih jalanan yang kita lalui bersih maka suasan hati akan senang
dan bertambahlah semangat untuk kerja,” imbaunya.
Namun demikian,
dia juga menyadari kurangnya lahan untuk
TPS hingga menjamurnya TPSL. “Disamping kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanggulangan kebersihan, kita juga
mengakui bahwa lahan untuk pembangunan TPS sangat minim sehingga sadar atau tidak
sadar masyarakat membuang sampah sembarangan,” akunya.
Kendala penanggulangan sampah disepanjang Jalan Raya
Plumpang-Semper tidak jauh beda dengan masalah yang dihadapi Kepala Seksi
Kebersihan Kec. Kelapa Gading Muhamad Rosad .
Rosad berharap ada kerjasama yang baik dengan Kopro
Banjir untuk membangun TPS disepanjang Kali Sunter Jl. Yos Sudarso. Ada 14 TPSL
sepanjang kali mulai dari MOI hingga ke pintu air Kodamar.
“Saya berharap agar Kopro Banjir menyediakan lahan untuk
TPS disepanjang Kali Yos Sudarso. 14 TPS liar itu rencananya akan ditutup dan
dibangun menjadi tiga TPS resmi dipinggir kali. Dam atau bendungan lama akan
dibobok dan disitu dibuat bendungan baru yang menjorok ke kali sebagai TPS.
Itulah solusi yang dapat saya pikirkan yang kemungkinan dapat mengatasi sampah
warga RW 13,” ungkap nya.
Melalui
Peraturan Gubernur (Pergub) No. 215 /2012 tentang pengintegrasian dan optimalisasi
pengelolahan sampah, pada tahun 2013 ini Pemda DKI melalui Dinas Kebersihan DKI
Jakarta mencoba membuat terobosan melalui 14 program yang dicanangkan
yakni, penanganan sampah kali dan taman untuk menanggulangi 144 saluran, sungai,
waduk (dengan luas lebih kurang 6.784. 464 M2 ) taman, taman makam dan jalur
hijau, yang akan dilaksankan mulai April sampai bulan Desember 2013, kata
Ka. SUB DIN PK Drs.Suhendra.
Program dan
strategi untuk penanggulangan sampah yang sudah dilaksanakan selama ini yakni:
membagikan tempat sampah, pemisahan sampah organig dengan sampah non organig bahkan daur ulang, bank sampah,
3R semua itu belum mampu mengatasi, masalah sampah, ujarnya
“Selama ini telah banyak upaya yang
kita lakukan dalam penanggulangan sampah. Semua pasilitas dan sarana yang ada
telah kita kerahkan agar ibu kota terlihat bersih, namun keluhan akan sampah
tak ada habisnya,” ujar Suhendra.
Suhendra
juga menyayangkan sikap masyarakat yang masih membuang sampah sebarangan waktu
dan pada sembarang tempat. “Cobalah masyarakat bisa menahan nafsu
membuang sampah sebarangan waktu. Okelah, kalau malam buang sampah di TPSL itu
mungkin ada toleransi. Tapi jika sampi siang hari juga itu sih namanya
keterlaluan,” tekannya.
Dia juga berharap bahwa program yang telah
digodok saat ini dapat terealisasi dengan baik. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kebersihan
di lingkungan masyarakat, seperti pelatihan tenaga fasilitator lapangan dan pelatihan daur
ulang konposting untuk masyarakat dan kader penggerak aktifitas 3R /Bank Sampah di lingkungan
masing masing.
Meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pengelolahan sampah di sumber di 5 wilayah kota
administrasi, seperti pendampingan kegiatan 3R dan peresmian Bank Sampah.
Meningkatkan
peran serta masyarakat pengelolahan sampah di sumber seperti Lomba lingkungan bersih dan sehat (LBS ) dengan PKK Tingkat Prov .DKI
Jakarta di 5 wilayah
administrasi dan 1 Kabupaten yang akan dimuali Mei –October 2013.
Gerakan Jakarta bersih dan aksi Jakarta (kerja
bakti massal penutupan TPS liar ) Rp.2.200.000.000, pencanangan gerakan Jakarta bersih di 5 wilayah
kota Mei –October 2013, mengikut
sertakan seluruh kariyawan / ti Dinas, Suku Dinas Kebersihan, Rt –Rw, Kelurahan dengan sasaran lokasih yaitu : kawasan kumuh terminal
,pinggir rel kereta api dan stasiun, dan mensosialisasikan di tingkat Kelurahan
.
Publikasi pengelolahan
kebersihan, pencanangan “Jakarta Baru, Jakartaku Bersih, Jakartaku Senyum” yang
melibatkan ( pembuatan 4 episode filim edukasi penanganan sampah oleh
masyarakat dan sosialisasikannya
pembuatan filler) dengan anggaran Rp.3.000.000.000. untuk seluruh lapisan
masyarakat Juni – October 2013 yang akan
kerjasama dengan prodiction house yang kompeten ( pelelangan umum ), serta
pembuatan lagu tentang penangulangan kebersihan.
Lounching gerakan
“Jakarta Baru, Jakartaku Bersih, Jakartaku
Senyum” CSR (Coperete Social Respondibility)
seluruh lapisan masyarakat Jakarta April –October 2013, pembuatan PIN, Stiker Sosialisasi di media dan mensosialisasikan lagu mengikuti serta seluruh stakeholders :
Unsur
perintah (Kemen LH ,BPLHD, Walikota ,Dinkes, Diskominfo , SKPD terkait , TNI),
unsur dunia usaha (PT. KA, Unilever, Indofood, Astra dll). Unsur masyarakat ( Ormas,
Organisasi Pemuda, LSM, Pelajar, Pramuka , MUI, Dewan Gereja, dan Media ).
Jambore CSR
September 2013, diikuti oleh pemangku (stakeholder)kebersihan pemilihan Abang None
duta kebersihan CSR usia 19-17 tahun (mahasiswa /I karyawan/I baik swasta
maupun perintah ) september 2013 bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,
Diskonminfo dan Dinas Pendidikan.
Peresmian Lembaga
Pengelolahan Sampah (LPS) yang degerakkan Pemuda Penggerak Kebersihan (PKK)
inplementasi kebijakan, LPS ada di 5
kota administrasi dan 1Kabupaten September 2013, PKK akan dibentuk oleh ormas pemuda
(KNPI) Pemuda Penggerakan Kebersihan
Penetapan Kawasan
Bebas Sampah inplementasi kebijakan
terdapat kawasan bebas sampah 5 kota administrasi dan 1 Kabupaten November 2013 .
Penerapan Business
to Business (B to B) pengangkutan sampah inplementasi kebijakan alokasi anggara Dinas Kebersihan
yang tepat sasaran, efisiensi anggaran, peningkatan pendapat dari restribusi di
kawasan perumahan elite di 5 wilayah DKI, kata Suhendra.
***Thomson Gultom
ngatasi sampah itu mudah dan tdk sulit seperti apa yg banyak org katakan,semuanya saja bila mau.Tungku pemusnah sampah tentunya sampah yg sama skli yg tdk dpt dimanfaatkan,adalah tngku yg gak pernah penuh meskipun diisi terus,cara ini sdh banyak warga/kelompok warga menggunakan dan semua berhasil,jadi tdk akan terjadi se rwet ini dan dimana mana yg bila diambl kesimpulannya ruwet skali atasi sampah yg pada akhirnya juga tdk pernah teratasi.(buka)http://teknologitpa.blogspot.com
BalasHapus