![]() |
Masington Pasaribu |
Jakarta, infobreakingnews - Organisasi sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Perjuangan Demokrasi (Repdem) menggeruduk kantor stasiun televisi TV One di Kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur, Kamis (3/7) dinihari untuk memprotes dan meminta klarifikasi atas pemberitaan yang menyebutkan PDI-P adalah kumpulan orang-orang PKI (Partai Komunis Indonesia) dan kumpulan orang-orang yang tidak disukai oleh TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Repdem), Masinton Pasaribu menyatakan, aksi protes ini dilakukan atas inisiatif pihaknya sebagai kader PDI-P, bukan atas instruksi partai. Dalam aksi protes ini, Masinton menuntut TV One mengklarifikasi berita yang menyebut PDI-P adalah kumpulan orang-orang PKI dan kumpulan orang-orang yang tidak disukai oleh TNI. Menurutnya, pemberitaan tersebut sudah termasuk fitnah kepada PDI-P.
"Cara TV One memproduksi berita sudah fitnah terhadap PDI Perjuangan," kata Masinton kepada wartawan di sela-sela aksi di depan Kantor Stasiun Televisi TV One, di kawasan JIEP, Jakarta Timur, Kamis (3/7) dinihari.
Sebagai kader PDI-P, Masinton mengaku kecewa dan tersinggung dengan pemberitaan TV One yang disebutnya fitnah tersebut. Menurutnya, pemberitaan itu seperti stigma yang dilakukan di zaman Orde Baru.
"Kami sangat tersinggung dan kecewa terhadap TV One yang fitnah tentang stigma ala Orde Baru bahwa PDI-P sarang kader Partai Komunis," tegasnya.
Masinton menyatakan, di alam demokrasi dan kebebasan pers seperti saat ini, pihaknya memaklumi keberpihakan TV One terhadap salah satu kubu calon presiden. Namun, Masinton mengingatkan, sebagai stasiun televisi yang menggunakan frekuensi publik, tindakan TV Onemenyebarkan fitnah tidak dapat dibenarkan. Untuk itu, TV One harus mengklarifikasi dan mempertanggungjawabkannya.
"Kami menyadari kebebasan pers, tetapi jangan digunakan untuk menyebarkan fitnah dan berita bohong," katanya.
Meski tersinggung dan memprotes keras pemberitaan tersebut, Masinton menegaskan pihaknya tetap akan bertindak sesuai koridor hukum dan tidak akan mengintimidasi pers. Untuk itu, Masinton berencana melaporkan kasus ini ke Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Pemberitaan fitnah dan kebohongan yang diberitakan oleh TV One secara sistematis terhadap PDI-P dan Pak Jokowi akan kami laporkan ke Dewan Pers, KPI dan Bawaslu," tegasnya.
Masinton berharap lembaga-lembaga tersebut dapat memberikan sanksi kepada TV One. Dengan demikian pemberitaan yang menjurus fitnah tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Biar Dewan Pers dan KPI yang akan memberikan sanksinya," ujarnya.
Menanggapi aksi protes ini, pihak TV One yang diwakili General Manager Public Relation TV One, Raldi Doy menyatakan, pihaknya menerima aspirasi dari Repdem.
"Aspirasi teman-teman dari PDI-P terlihat kritis dan saya terima dulu," kata Raldi saat menemui massa di depan Kantor TV One, di kawasan JIEP, Jakarta Timur, Kamis (3/7) dinihari.
Raldi menyatakan, pihaknya telah menerima koreksi dan catatan atas pemberitaan tersebut untuk disampaikan kepada bagian redaksi. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak PDI-P yang meminta agar tidak memuat kembali pemberitaan tersebut.
"Kami telah koordinasi dengan Wasekjen PDIP dan sudah dilakukan klarifikasi juga. Menurut kaidah jurnalis sudah kami lakukan. Permintaan dari teman PDIP, tidak dinaikan lagi," katanya.
Meski tak menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, kepada massa aksi, Raldi berjanji akan menyelesaikan pesoalan tersebut secepatnya. Usai pertemuan terbuka di depan Kantor TV One, massa dari Repdem membubarkan diri dengan tertib.
Diberitakan sebelumnya, TV One menayangkan wawancara narasumber yang menyebut PDI Perjuangan adalah kumpulan orang-orang PKI dan kumpulan orang-orang yang tidak disukai oleh TNI. Terkait dengan itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan hal itu merupakan fitnah dan mencederai harga diri partai. Tjahjo menyatakan pihaknya memprotes keras salah satu program TV One tersebut. *** Candra Wibawanti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !