Headlines News :
Home » » Djoko Suud Sukahar : Rakyat 'Sirep'

Djoko Suud Sukahar : Rakyat 'Sirep'

Written By Infobreakingnews on Jumat, 04 Juli 2014 | 11.55


Jakarta, infobreakingnews  - Situasi negeri semakin memanas. Para capres semua menabrak pakem kesusilaan dan tata kesopanan. Bersama rakyat pendukung mereka menggalang destruksi itu. Dan, adakah ini pra goro-goro atau goro-goro itu?


Kita miris melihat yang terjadi akhir-akhir ini. Provokasi dan agitasi terjadi dimana-mana. Rakyat terbakar emosinya. Dengan kekerdilan dan kecerdasan pemahaman mereka luapkan segala fanatisme yang menutup mata hatinya itu. Rakyat bergolak, dan pergolakan itu yang kini beronak di negeri ini.

Gemuruh saling mengecam itu tidak hanya bersemi dalam hati yang terdalam. Negasi terhadap yang lain itu tampil transparan di permukaan. Ditambah televisi yang partisan ikut memanaskan situasi. Menyandang atribut ‘pendukungan’ yang terang-benderang, media memacu pertentangan demi pertentangan. Amuk rakyat tak terelakkan. Pro kontra yang semula sekadar wacana, kini berubah ring tinju. Di sini rakyat beradu otot.

Dalam pewayangan, ketegangan yang mencekam ini merupakan etape kedua sebelum memasuki goro-goro. Sebuah situasi nglangut, tenang yang menakutkan. Kalau ada tawa dari etape setelah ini, yang biasanya ditandai kehadiran punakawan yang menghibur, itu adalah tawa yang lahir dari keterpaksaan. Tawa ironi. Kesuka-citaan dalam kegalauan menjemput datangnya sakaratul maut.

Sebab setelah itu akan terjadi perang bubat. Perang habis-habisan. Banjir darah membasahi persada. Padang Kurusetra berubah samudera darah dan airmata. Dan ladang ini sebagai penyaksi atas nafsu manusia yang saling bunuh. Saling menghabisi nyawa antar-saudara.

Perang itu taklah harus terjadi. Pilihan presiden bukan alasan penting untuk terjadinya itu. Sesaudara adalah inti yang amat penting. Sebangsa adalah kerukunan yang lebih penting. Dan sebagai sesama manusia, ini merupakan tindakan yang di luar kodrat kemanusiaan. Adakah ribut saling caci dan saling fitnah itu akan berujung chaos? 

Hitung-hitungan metafisis memang mengarah ke sana. Tahun 2014 adalah rentannya batin manusia. Emosi sulit dikendalikan. Pikiran jernih terpolusi nafsu serakah yang kian meninggi. Dan gesekan-gesekan kecil tidak sulit memunculkan prahara besar yang mendisharmoni kelangsungan hidup manusia.Dalam budaya Jawa, ada soliloqui yang bernuansa doa untuk menangkal pengaruh buruk itu. Wujudnya tembang (lagu), dengan lirik yang mistis dan dihadirkan dalam ritus yang menggetarkan jiwa. Tembang itu bernama Kidung Rumeksa Wengi. Nyanyian surealis yang diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.



Kidung ini amat dekat dengan orang-orang Jawa. Biasa dilagukan secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang merasa teraniaya dengan hidup. Merasa terancam dari godaan manusia dan setan. Mereka berdoa menyandarkan diri pada Tuhannya. Meminta pertolongan Gusti Allah agar prahara tidak menimpanya. Tidak terkena pengaruh setan. Dan dibahagiakan hidupnya di dunia dan akherat nanti. Ini adalah doa Sapujagat dalam khasanah Islam. Doa yang manjur dalam mengatasi berbagai problema. Menangkal tindakan dan perbuatan jelek. Memanggil kebaikan dalam laku yang berkubang di zaman yang dipenuhi hedonisme. Membawanya pada laku sirep (tenang tanpa gejolak secara fisik) di tengah keburukan-keburukan yang ada.

Doa ini kalaulah tidak mempunyai pengaruh secara metafisik, ada manfaat lain yang bisa dipetik. Doa ini adalah katarsis. Penampung peluapan kesadaran manusia sebagai Homo sapiens yang menyadari hakekatnya yang bermatra ganda, menyimpan sifat baik dan buruk. Jika semuanya melakukan itu, dunia, dan negeri ini akan aman tenteram serta damai.

Adakah pemilihan calon presiden ini akan berbuntut kisruh? Ataukah di detik-detik terakhir ini lahir pencerahan, bahwa kita tidak harus saling caci dan saling benci antar-sesama? Mudah-mudahan Gusti Allah memberi pertolongan pada kita semua. Pada rakyat dan bangsa yang dikenal dunia sebagai sebagai bangsa yang agamis dan santun ini.

*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati sosial budaya. Penulis tinggal di Jakarta.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved