![]() |
Salah satu apartemen di Jakarta |
Jakarta, infobreakingnews - Harga sewa apartemen pada paruh pertama tahun 2014 sebagaimana dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI) mengalami kenaikan. Hal tersebut disinyalir merupakan akibat dari melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
"Tarif sewa apartemen meningkat signifikan sebagai akibat dari pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikannya sendiri di triwulan II 2014 sebesar 43,57 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Hendy Sulistyowati, Rabu (13/08/2014).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, kenaikan sendiri mencapai 13 persen. Secara lebih khusus peningkatan tarif lebih didorong kenaikan service charge apartemen di kawasan Central Business Distric (CBD) sebagai dampak pelemahan rupiah.
Kenaikan juga dialami pada hotel-hotel yang ada di Indonesia terutama yang tergolong hotel berbintang 4. Namun kenaikan tersebut lebih disebabkan oleh meningkatnya permintaan.
"Kenaikan tarif hotel paling tinggi di Jakarta, Bogor dan Depok. Sementara kenaikannya sebesar 14,47 persen lebih tinggi dari periode sebelumnya hanya 5,43 persen," tutur dia.
Sementara itu di sisi lain, Hendy menjelaskan penjualan properti jenis komersial pada triwulan II tahun ini melambat terutama pada lahan industri yang hanya tumbuh 2,32 persen (year on year), lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar 4,91 persen.
"Permintaan tumbuh melambat sebagaimana diindikasikan oleh tingkat penjualan yang lebih rendah dibandingkan pada periode sebelumnya," tegas Hendy.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !