Jakarta, infobreakingnews - Mengerti ini yang terakhir kalinya sebagai Kepala Negara yang akan menyampaikan pidato perpisahannya SBY, maka perhelatan yang digelar didepan Istana pun dibuat semaksimal mungkin termewah dalam sejarah, sehingga belasan miliar dana dihabiskan demi sebuah panggung terakhir SBY.
Akibatnya, Direktur Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi, mengkritik mahalnya anggaran upacara peringatan Ulang Tahun Ri ke-69 yang dilaksanakan istana presiden. Uchok mengatakan berdasarkan rincian APBN, agenda 17-an itu menghabiskan anggaran hingga Rp 11,3 miliar.
“Anggaran ini terlalu mewah dan mahal,” kata Uchok melalui siaran pers yang diterima Jumat, 15 Agustus 2014.
Menuirut Uchok, anggaran yang besar untuk peringatan ulang tahun kemerdekaan itu akan menyakiti perasaan publik terutama masyarakat miskin. Dia menilai pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan penggunaan anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Uchok menilai peringatan hari kemerdekaan itu menjadi berlawanan dengan kondisi anggaran negara yang terus mengalami defisit. “Seharusnya Presiden memperlihatkan kesederhanaan di akhir masa jabatannya.
Mewahnya peringatan tujuh belasan istana, kata Uchok, justru berbanding terbalik dengan kesejahteraan veteran. “Banyak veteran merasa belum merdeka karena kehidupan ekonominya masih dengan uang pas-pasan alias miskin.”
Berdasarkan catatan APBN yang dimiliki Fitra, anggaran upacara kemerdekaan istana yang paling mahal adalah sewa tenda dan kursi senilai Rp 2,5 miliar. Selanjutnya ada biaya pengadaan souvenir Rp 1,8 miliar, biaya pemasanga tenda dan panggung Rp 1,5 miliar, sewa AC dan camera shooting Rp 1,5 miliar, pengadaan pakaian sipil Rp 1 miliar. Juga ada pengeluaran lain seperti dekorasi bunga, pengadaan dan pemasangan umbul-umbul serta sewa mobil box.
Dipastikan kemewahan acara kenegaraan seperti pada zaman SBY ini tidak akan ada ditemukan capernik kemewahan yang hanya menghabiskan uang hanya untuk seremonial nanti diera pemerintahan Joko Widodo, dimana acara seremonial seperti itu sesungguhnya sangat tak ada manfaatnya bagi masyarakat luas yang masih banyak hidup menderita.*** Candra Wibawanti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !