Raymond Burse (sumber: CNN Money) |
New York, infobreakingnews - Raymond Burse, seorang pemimpin sementara Kentucky State University rela memotong gajinya yang berjumlah sekitar US$ 90 ribu atau setara Rp 1,06 miliar demi menaikkan upah 24 pegawai yang bekerja di kampusnya.
Hal tersebut Burse lakukan dengan harapan agar para pegawai tersebut mendapatkan penghasilan US$ 10,25 per jam.
"Saya melakukannya untuk memberikan penghasilan yang seharusnya diberikan kepada karyawan karena kerja keras mereka, dan telah membuat universitas ini kelihatan baik," ungkap Burse, seperti dikutip dari CNNMoney, yang ditulis Minggu (10/8/2014).
Banyak pekerja termasuk penjaga, penjaga lapangan, dan pekerja administrasi yang bekerja dengan gaji US$ 7,25 per jam di Kentucky. Dengan langkah tersebut, Burse secara otomatis membuat dewan universitas begitu kaget.
Dalam setahun, Burse mendapatkan penghasilan sekitar US$ 350 ribu atau sekitar Rp 4,12 miliar. Keputusan penerimaan pemotongan gaji ini memakan waktu delapan minggu. Namun begitu, Burse menegaskan bahwa keputusan yang dilakukannya ini bukan semata-mata untuk menjadikannya terkenal.
"Saya melakukan sesuatu yang saya pikir biasa, dan kemudian saya dibanjiri dengan telepon," ujar Burse.
Keputusan untuk memotong gajinya itu membuat surat kabar Lexington Herald mengejar berita tentang keputusannya. Juru bicara Kentucky menjelaskan, dirinya belajar nilai arti kerja kerasa dari seorang pemuda. Ketika ia memiliki pekerjaan dengan upah minimum sebagai caddy dan tobacco cutter.
Di keluarganya Burse adalah anak bungsu dari 13 bersaudara. Kedua orangtuanya hanya memiliki pendidikan rendah. Meskipun begitu, dirinya mengakui bahwa ia banyak belajar akan pentingnya bekerja keras dari kedua orangtuanya.
"Orang tua saya mengajarkan tentang kerja keras dan pendidikan, sehingga Anda dapat unggul di dunia," tutur Burse yang kemudian lulus dari Harvard Law School, dan menjadi Rhodes Scholar.
Saat ditanya apakah keputusannya untuk memotong gajinya sendiri dapat menjadi tren di universitas lain, Burse mengatakan ia tidak mengetahui hal itu. "Aku melakukan sebagai individu dan saya mampu untuk melakukannnya," kata Burse.
Sebelum berkarier di Kentucky State University, ia berpraktik hukum selama enam tahun. Setelah itu ia melanjutkan pekerjaan sebagai eksekutif di General Electric selama 17 tahun. Pada masa pensiun, ia menerima tawaran dari dewan universitas untuk kembali datang sebagai pimpinan sementara.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !