Headlines News :
Home » » Dianaktirikan WHO, Taiwan Berhasil Tekan Kasus Covid-19

Dianaktirikan WHO, Taiwan Berhasil Tekan Kasus Covid-19

Written By Info Breaking News on Kamis, 16 Juli 2020 | 09.57


Taiwan, Info Breaking News – Meski dikucilkan WHO lantaran dianggap sebagai negara tak berdaulat, Taiwan membuktikan bahwa mereka adalah salah satu dari segelintir negara di dunia yang berhasil meredam Covid-19.

 

CNBC secara khusus menulis laporan terkait kesuksesan Taiwan dalam menghadapi corona. Dalam laporan tersebut dijelaskan salah satu kunci sukses Taiwan adalah kebijakan karantinanya. Pendatang diwajibkan melakukan karantina selama dua minggu setelah memasuki Taiwan. Isolasi mandiri ini menggunakan biaya sendiri tetapi pemerintah memberikan subsidi, mengirimkan makanan, memastikan kondisi kita baik-baik saja dan bahkan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kerja samanya.


Taiwan secara tegas menerapkan pembatasan perjalanan yang ketat dan menerapkan sistem karantina mandiri menggunakan teknologi geofencing sejak Januari lalu. Pada 22 Juni, negara-negara dengan risiko Covid-19 rendah mulai dikecualikan dari karantina wajib.

"Berada di dekat Tiongkok, Taiwan bisa terkena bencana besar. Namun, minimnya kasus Covid-19 di Taiwan adalah hal yang luar biasa," kata Dr Ezekiel Emanuel, penulis buku tentang sistem-sistem kesehatan terbaik di dunia.

Pengalaman Taiwan menghadapi SARS tahun 2003 silam juga disebut-sebut menjadi faktor utama keberhasilan Taiwan menekan penyebaran Covid-19. Tsung-Mei Cheng, seorang analis kebijakan kesehatan Princeton University menyebut Taiwan memiliki banyak profesional yang terlatih selama bertahun-tahun menangani wabah penyakit menular.

WHO diketahui tidak menganggap Taiwan sebagai negara yang berdaulat, melainkan hanya bagian dari Tiongkok. Akibatnya, Taiwan terlambat mendapatkan informasi Covid-19. Namun, Taiwan memiliki sistem peringatan dini soal wabah penyakit di dunia. Jika Taiwan adalah anggota WHO, maka Taiwan bisa berbagi pengalaman dan membantu negara lain.

Meski tanpa dukungan WHO, Taiwan mampu menciptakan rencana yang baik dengan cepat dalam melawan Covid-19. Akses ke tes cepat mudah dan gratis. Di setiap tempat ada pengecekan temperatur dan kewajiban menggunakan masker. Denda yang besar juga berlaku bagi warganya yang bandel.

Tekanan sosial juga berperan. Jika ada warga yang tak patuh aturan (tidak mengenakan masker atau kabur dari karantina), maka akan dipermalukan dengan cara disebut namanya dan disebar fotonya secara publik dan di media sosial.

Pemerintah Taiwan juga bergerak cepat untuk memastikan masker tersedia dalam jumlah yang cukup. Mereka juga membuat aplikasi yang memberikan informasi terkait ketersediaan masker terdekat.

Di awal pandemi, Taiwan memberikan informasi terkini kepada publik setiap hari, tetapi sekarang telah berkurang menjadi mingguan. Kepercayaan publik terhadap Pusat Komando Epidemi Taiwan sangat tinggi. Setiap warga Taiwan memiliki rekam medis digital sehingga memudahkan dokter mengakses informasi terkait pasien secara online. Informasi ini digunakan pejabat kesehatan untuk memperingatkan dokter soal pasien yang berisiko tinggi berdasarkan rekam perjalanan mereka.

Warga Taiwan juga memiliki kesadaran komunitas yang tinggi, di mana mereka tidak egois dan menempatkan kepentingan pribadi mereka di atas kepentingan bersama. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan sejumlah negara lain, seperti contohnya Amerika Serikat yang penduduknya cenderung individualistik.

Menurut William Hsiao, profesor ekonomi dari Departemen Kesehatan dan Manajemen Harvard T.H. Chan School of Public Health, tidak banyak hal yang bisa dilakukan Pemerintah Taiwan untuk memperbaiki respons mereka terhadap Covid-19. Satu hal yang perlu difokuskan adalah edukasi. Masyarakat perlu terus diingatkan akan risiko Covid-19 dan jangan lengah dengan keberhasilan sekarang.

Hsiao menyarankan agar negara-negara lain membentuk komite nonpolitik untuk memantau penyakit menular dan mempersiapkan diri ke depan.

Beberapa kritik terhadap respons Taiwan antara lain: kesulitan pendatang mendapatkan masker, kemampuan pemerintah mengawasi setiap gerak-gerik warganya yang dinilai melanggar privasi, dan masih banyak perusahaan-perusahaan yang mewajibkan karyawannya ke kantor di tengah-tengah Covid-19. ***Nadya

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved