Headlines News :
Home » » Akankah Ada Politisi Jujur dan Tidak Munafik Pada Pesta Demokrasi 2024 Nanti

Akankah Ada Politisi Jujur dan Tidak Munafik Pada Pesta Demokrasi 2024 Nanti

Written By Info Breaking News on Sabtu, 14 Januari 2023 | 18.26


Palaran City
, Info Breaking News - Pesta Demokrasi Pemilu 2024 masih setahun lagi, namun isu politik, bendera- bendera parpol sudah bertebaran dimana-mana. Menjadi hal biasa, fenomena umum bagi politisi di berbagai negara untuk sering membuat janji tak sesuai fakta, munafik dan tidak jujur selama pemilu atau kampanye pemilu. 

Misalnya, ada politisi mengatakan ingin memprioritaskan bahan sembako murah untuk rakyat, tetapi ketika menjabat malah sibuk pembangunan rumah pribadi tersembunyi yang sangat mahal padahal tak ada kekurangan tempat tinggal.

Ada juga politisi yang mengatakan banjir akan lebih mudah dikalahkan jika mereka sudah menjadi pemimpin Negara, tetapi ketika keinginan mereka menjadi kenyataan, itu tidaklah terjadi.

Jangan lupa bahwa selama kampanye pemilihan beberapa politisi menentang reklamasi, tetapi ujug-ujug menyetujui itu. Yang pada akhirnya janji-janji manis dari sang Pemberi Harapan Palsu (PHP) hanya menjadi JAMBU (janji busuk). 

Bermacam-macam definisi tentang munafik,tetapi intinya adalah berpura-pura dalam penampilan seolah dirinya adalah sangat baik, terlihat seperti melakukan apa yang benar sesuai ajaran agama/keyakinannya tetapi perbuatannya bertolak belakang dengan penampilannya yang seperti orang alim,tanpa dosa,dan bersih diri. 

Politisi munafik selalu mementingkan citra, menjaga dirinya selalu dalam kondisi “aman” di mata orang yang dekat dengan dirinya atau lingkungannya yang tidak tahu kondisi sebenarnya dari citra dirinya . Biasanya orang munafik akan berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan orang yang mengancam keamanan dirinya (kedok/topeng aslinya terbuka),cara apapun akan dipakainya hanya untuk menutupi kebohongan demi kebohongan yang sudah dilakukannya,tentunya dengan melakukan kebohongan untuk menutupi kebohongan sebelumnya. 

Dalam kasus politisi, kebohongan digunakan untuk membangun keyakinan palsu dan mendapatkan dukungan. Akibatnya, sebagian besar kebohongan tidak berdampak banyak, hanya untuk menghindari rasa malu, membantu orang membuat kesan yang baik, atau membuat orang lain merasa senang.

Tentang berbohong kepada masyarakat (terutama politisi). Berbohong adalah perilaku yang menular dan membuat ketagihan. Ketika sebuah kebohongan berhasil, mereka cenderung mengulanginya lagi. Berbohong memiliki konsekuensi jangka panjang, bahkan jika terungkap. Saat politikus berbohong yang tak cuma kebohongan yang positif (white lie), mereka berusaha keras untuk membenarkan dan merasionalisasi apa yang mereka lakukan.

Semoga para politisi berikutnya bisa belajar untuk tidak munafik dan berlaku jujur, sebab sudah banyak contoh hidup yang terjadi bila hidup penuh kemunafikan dan kebohongan maka hanya kesia-siaan yang akan didapatkan. Kurang cerdas bisa diperbaiki denagn belajar, kurang cakap bisa dihilangkan dengan pengalaman, namun tidak jujur sulit diperbaiki. Perbuatan munafik tidak mengenal “kasta” siapapun yang melakukan perbuatan munafik tentu sangat dibenci oleh Allah. ***Lisa AF

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved