Bapak Danramil Kapten Noor Rofic saat berbincang dengan Kevin |
Ambarawa, Info Breaking News - Banyak isu dan sudah menjadi rahasia umum untuk menjadi seorang tentara setidak-tidaknya harus menyediakan segepok kertas merah dengan nominal yang sungguh sungguh tidak masuk akal.
Walaupun banyak contoh mereka yang sudah menjadi tentara tidak menggunakan uang sepeser pun dan bukan dari keluarga tentara, tetapi isu tetap berkembang dengan suburnya di setiap kalangan masyarakat.
Penulis datang ke Koramil 13 Bawen dan bukan suatu kebetulan dan bukan rencana bertemu langsung dengan Bapak Danramil Kapten Noor Rofic yang saat itu tengah berbincang-bincang dengan seorang pelajar kelas 12 SMAN 1 Ambarawa.
Kevin namanya, anak itu mengkhususkan diri untuk datang ke kantor Koramil dengan maksud menanyakan hal-hal tentang tentara yang merupakan cita-citanya demi mengikuti jejak kakek buyutnya yang dulu juga adalah seorang tentara.
Bapak Noor Rofic baru menjabat di Bawen selama 2 tahun. Sebelumnya ia bertugas di Sumowono selama 3 tahun.
Beliau adalah lulusan Secaba di Bandung pada tahun 1992 dan mempunyai kesempatan ikut Secapa dan sekarang berpangkat Kapten.
Motto hidupnya pun sederhana: mengalir seperti daun yang jatuh di air.
Meski sederhana tetapi maknanya luas, yakni tetap bersyukur, mengabdi dan bisa bersosialisasi di tengah masyarakat.
Kembali ke Kevin, pelajar yang ingin masuk tentara, ia datang ke kantor Koramil naik kendaraan umum dan kebetulan masih suasana libur sekolah jadi dia tidak terganggu dengan jadwal kegiatan sekolah.
Suasana santai, pak Noor Rofic mengajak Kevin dan saya berbincang-bincang di taman, tidak secara formal di ruang kantornya.
Menurutnya, awal pertama keinginan untuk menjadi seorang tentara harus cinta tanah air Indonesia. Harus jadi manusia Pancasila.
Banyak penjabaran yang diberikan, salah satunya harus mengamalkan sila pertama: Percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Artinya beribadah sesuai dengan agamanya tetapi tetap toleransi dengan agama yang lain.
Bapak Noor Rofic juga mengingatkan pentingnya menghormati kedua orang tua.
“Karena engkau sudah menghormati kedua orang tuamu, maka orang tuamu selalu dan selalu mendoakan untuk keberhasilanmu,” tuturnya.
Jangan menyendiri, lebih positif dengan banyak berteman, lebih mengembangkan sikap empatimu.
Olahraga teratur, kesehatan pasti bisa kau capai kalau hidupmu tidak neko-neko.
Doa orang tua selalu untukmu dan kita sendiri juga harus berdoa. “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Pasti dan pasti ada mujizat untuk kita yang sering meminta pada Tuhan,” sambungnya.
Ia pun menasihati agar jangan bercita-cita menjadi tentara cuma karena ingin kaya. Ia menilai Tuhan tidak akan salah alamat dalam pembagian rezeki.
“Jangan sombong, tetap rendah hati biarpun kamu sudah perwira jangan sombong dengan pangkatmu,” imbaunya.
Pak Noor juga bercerita bahwa tentara itu ada 4, yaitu tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional.
Tentara itu didukung rakyat, merupakan anak rakyat dan rakyat berjuang.
Raga lahir dari Ibu kandung dan jiwa lahir dari Ibu Pertiwi.
Ia mengaku senang ada anak muda yang datang dan tidak malu-malu menanyakan tentang tentara, sesuai cita-citanya.
“Tetap siapkan fisik, tetap berolah raga, jaga kesehatan. Test psikologi itu tentang logika berpikir. Diharapkan tentara bisa membaca situasi,” ucap Pak Noor.
Harus diketahui tugas pokok tentara itu ada 3 sesuai UUD RI no 34 thn 2004 tentang TNI, yaitu:
1. Menegakkan kedaulatan negara
2. Mempertahankan keutuhan wilayah NKRI
3. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
Banyak contoh-contoh positif yang diberikan Pak Noor Rofic selama beliau menjadi tentara untuk Kevin dan saya.
Ia menekankan demi kewibawaan, TNI harus jujur, disiplin dan bertanggung jawab.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat yang sungguh-sungguh ingin menjadi tentara.
NKRI bukan harga mati lagi, tetapi NKRI abadi! ***Any Chrismiaty
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !