Headlines News :
Home » » Tahun Depan Pertalite Direncanakan akan Dihapus

Tahun Depan Pertalite Direncanakan akan Dihapus

Written By Info Breaking News on Senin, 04 September 2023 | 12.27


Jakarta, Info Breaking News
- Tahun depan Pertalite diwacanakan akan dihapus dan diganti dengan Pertamax Green 92 yang diklaim memiliki reseacrh octane number (RON) lebih baik dibanding Pertalite.

Saat ini Pertalite diketahui memiliki RON 90, sementara Pertamax Green 92 memiliki RON 92.


"Karena aturan KLHK menyatakan octan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91. Jadi ini sudah sangat pas, satu dari sisi aspek lingkungan bisa menurunkan karbon emisi," ungkap Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.


Rencana pembatasan BBM RON 90 sendiri sudah ada jauh sebelum wacana penghapusan Pertalite. Kala itu ada beberapa skenario yang diusulkan untuk penggunaan Pertalite. Untuk mobil, ada dua usulan yang diajukan. Pertama melarang semua kendaraan pelat hitam mengkonsumsi Pertalite dan kedua adalah hanya mobil di bawah 1.400 cc yang boleh menggunakan Pertalite. Sementara untuk motor, hanya kapasitas di bawah 150 cc yang nantinya masih boleh mengkonsumsi Pertalite. 


Sejauh ini, Pertamina sudah melakukan uji coba pembatasan Pertalite bagi yang belum mendaftar di Program Subsidi Tepat MyPertamina. Bila belum mendaftar maka maksimal hanya mengisi 20 liter per hari, sedangkan yang sudah mendaftar tidak ada pembatasan.


Mengenai pembatasan Pertalite, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut pihaknya tengah membahas perihal penggunaan BBM RON 90 yang berkaitan dengan polusi di Jakarta.


"Kita lagi bahas, lagi lihat secara teknis maupun secara regulasi dan secara keekonomian karena kan berbeda," katanya.


Diketahui, Pertamax Green 92 dibuat dengan mencampurkan Pertalite dengan etanol 7%. Soal harganya, Pertamax Green 92 berpotensi masuk dalam kategori Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP)


“Harganya tentu ini adalah regulated, tidak mungkin yang namanya JBKP harganya diserahkan ke pasar, karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya," tutur Nicke. ***Winda Syarief


Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved