Headlines News :
Home » » Tambal Sulam Jalur Pantura Jadi Proyek Koruptor Tiap Lebaran

Tambal Sulam Jalur Pantura Jadi Proyek Koruptor Tiap Lebaran

Written By Unknown on Rabu, 17 Juli 2013 | 02.13


Jakarta, infobreakingnews -  Bukan rahasia umum lagi setiap menjelang arus mudik Lebaran, perbaikan jalan selalu dilakukan di banyak jalan nasional, termasuk di sepanjang jalan kawasan pantura (pantai utara) Pulau Jawa. Proyek tambal sulam yang tidak berkwalitas ditubuh PU ini menjadi deposito tiap yahun kepada para koruptor yang semestinya mendapatkan perhatian serius dari Komisi Pemberantasan Korupsi, karena sangat jelas merugikan keuangan negara, selain merugikan masyarakat pengguna jalan.



Ruas jalur pantura yang memiliki panjang sekitar 1.100 kilometer itu diduga menjadi proyek "bancakan" yang sengaja selalu diperbaiki setiap tahun demi kepentingan keuntungan sejumlah oknum, dari mulai rekanan di PU Binamarga sampai kepada PT.Jasa Marga dan  kontraktor lainnya yang merupakan paket proyek perbaikan jalan tersebut.

Sekretaris Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Poltak Situmorang, di Jakarta, Selasa (16/7), menuding perbaikan jalur pantura yang dilakukan setiap tahun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) bukan untuk kepentingan perbaikan menyeluruh, melainkan hanya menjadi ajang mencari keuntungan berbau KKN.

"Pertanyaannya, kenapa jalan dan jembatan di kawasan pantura selalu diperbaiki menjelang Lebaran atau pada saat masuk bulan puasa? Padahal, setiap tahun, Lebaran itu selalu maju sepertiga bulan. Selain itu, dana dari APBN untuk perawatan jalan sudah cair pada Januari, tetapi kenapa selalu ditender menjelang Lebaran?" tutur Poltak.

Ia mengatakan, kalau Kementerian PU beralasan bahwa beban kendaraan yang melalui jalan pantura sangat tinggi, maka hal itu tidak bisa dijadikan alasan. Pasalnya, apabila Kementerian PU memang mengetahui truk yang melalui jalan pantura misalnya memiliki beban 60 ton, maka PU seharusnya juga menyesuaikan pembangunannya dengan kualitas jalan yang melebihi kekuatan kendaraan di atas 60 ton.

"Kenapa tidak dibuat kualitas jalan sesuai dengan pemakaian yang paling berat. Buatlah jalan yang memiliki kekuatan di atas 60 ton," kata dia.

Dia mengungkapkan, dengan anggaran Rp 1,3 triliun untuk perawatan jalan di kawasan pantura Jawa sepanjang 1.300 km, maka seharusnya anggaran itu sudah sangat mencukupi untuk melakukan perawatan dengan kualitas jalan yang sangat baik. Dengan begitu, jalan bisa tahan hingga 10 tahun. "Tetapi sekarang, kan, sangat terlihat bahwa setiap tahun selalu mengalami perbaikan," ujarnya.

Rasa heran itu juga disampaikan Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Dia menyayangkan kinerja pemerintah dalam menghadapi mudik Lebaran setiap tahunnya, jalur-jalur utama untuk mudik seperti jalur pantura hanya diperbaiki menjelang Lebaran saja.

"Jalur pantura dari dahulu hanya dikerjakan menjelang Lebaran saja. Padahal kan ini jalur utama," kata Pramono di gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/7).

Ia mencontohkan, menjelang arus mudik Lebaran, proses perbaikan jalur utama pantura belum tuntas. Seakan-akan tidak pernah rampung, perbaikan demi perbaikan jalur mudik pantura selalu dilakukan tiap tahunnya menjelang arus mudik Lebaran.

Sementara itu, Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi, mengatakan, ada yang terasa janggal dari perbaikan jalan pantura. Ia mempertanyakan mengapa jalan di sepanjang pantura selalu dilakukan setiap tahun dengan menghabiskan anggaran cukup besar.
Untuk mengetahui apakah dalam proyek yang dikerjakan oleh para kontraktor itu terjadi penyelewengan atau tidak, maka pihak berwajib, entah itu kepolisian ataupun KPK, hendaknya melakukan pengecekan terhadap dokumen kontrak dengan realisasi yang ada di lapangan, apakah sesuai dengan kontrak atau tidak.***Nadya


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved