Headlines News :
Home » » Nelson Mandela Dalam Kenangan Megawati

Nelson Mandela Dalam Kenangan Megawati

Written By Unknown on Sabtu, 07 Desember 2013 | 14.27

Jakarta, infobreakingnews  - Presiden Kelima dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya pemimpin Afrika Selatan, Nelson Mandela.
"Kita sangat berduka kehilangan tokoh dunia yang sangat inspiratif. Nelson Mandela bukan hanya Bapak Bangsa untuk rakyat Afrika Selatan, tapi menginspirasi dunia," kata Megawati dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (6/12).
"Mandela mengajak manusia menemukan dua hal dalam kemanusiaannya. Yakni penghormatan atas hak-hak dasar manusia dan sikap memaafkan," imbuh Mega.
Megawati menyatakan apa yang diperjuangkan Nelson Mandela mengingatkan dirinya pada apa yang juga diperjuangkan oleh Bung Karno, ayahnya, yang juga Proklamator Indonesia. Bung Karno menyebarkan ajaran tentang perikebangsaan dan perikemanusiaan yang berjalan sejalan.
Menurut Megawati, kecintaan Nelson Mandela atas bangsanya adalah serupa sikap Sukarno pada kemanusiaan. Apalagi bagi Mandela, perjuangan itu bukan hanya Afrika selatan tapi selalu memperjuangkan pada berbagai belahan dunia.
"Inilah kesamaan Mandela dengan Bung Karno. Mandela erat kaitannya dengan Bung Karno, karena sejak muda Mandela mengidolakan Bung Karno," imbuh Megawati.
Di tahun 1960, menurut catatan sejarah, Mandela menggunakan pidato-pidato Bung Karno sebagai alat perjuangannya. Mandela juga menjadikan Konferensi Asia-Afrika 1955 yang digagas Bung Karno sebagai titik nol pembebasan bangsa-bangsa di Afrika.
Mandela mengakui bahwa Indonesia mendapatkan tempat khusus di hatinya, karena figur Bung Karno. Dari Indonesia-lah Mandela membangun sebuah imajinasi politik bahwa "Bangsa yang bebas, pertama-tama harus berdaulat".
Megawati juga mengatakan bahwa Mandela juga memberikan pelajaran soal memaafkan dan tidak harus melupakan. Apa yang dilakukan oleh rezim apartheid memang tidak harus dilupakan, tapi Mandela mempunyai keberanian utk memaafkan "lawan atau musuhnya".
"Itulah dasar perdamaian yang fundamental dalam keadilan transisional. Mandela selalu mengajak melihat masa depan dengan belajar dari masa lalu. Manusia itu berubah, zaman itu berubah, tapi kebajikan manusiawi tidak akan berubah. Ia abadi sifatnya," jelas Megawati.
Bagi Mega, Mandela adalah seorang pahlawan yang memperjuangkan perubahan besar tanpa kekerasan. Kesabaran dalam menempuh jalan pandang dan keyakinannya atas jalan nonkekerasan yang dilaluinya, memberi inspirasi bahwa kesabaran dalam perjuangan menuju perubahan perlu dimiliki oleh setiap pejuang kebebasan.
Mandela juga dianggapnya sebagai seorang negarawan yang bisa menyisihkan kepentingan dirinya dan keluarganya. Dia melepaskan seluruh keinginananya untuk berkuasa sehingga bisa mewariskan transisi kepemimpinan nasional di Afrika Selatan secara damai.
Itu membuat Megawati menyatakan bahwa Mandela adalah inspirasi bagi semua orang untuk bagaimana seharusnya pemimpin itu bertindak dan bagaimana bangunan negara modern harus diletakkan.
"Pemimpin dalam negara modern seharusnya buta warna, tidak melihat asal usul warga negara. Semua dipandang setara di depan konstitusi," imbuhnya. Dia melanjutkan Mandela adalah juga seorang pemimpin yang menunjukkan karakter dan kepribadian bangsanya. Hal itu mengingatkannya pada gagasan tentang kehendak membangun kepribadian Indonesia.
"Semua rakyat mencintainya karena Mandela menjadi bagian dari kepribadian Afrika Selatan. Kita juga kehilangan tokoh besar ini, karena apa yang beliau lakukan sejalan dengan Trisakti Bung Karno," tandas Megawati.***Nadya.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved