WS.Ibrahim :"Siapa Yang Salah"

Ketika pengemis semakin banyak jumlahnya,
Ketika anak-anak menabuh panci bekas, dan gitar tali dengan sinar rafia memekakkan telinga,
siapa yang akan disalahkan?
Ketika syair berantakan dinyanyikan,
siapakah yang akan disalahkan.
Ketika penjambretan, penodongan dan pencurian terjadi dikeramaian perempatan jalan,
siapakah yang akan disalahkan.
Ketika terjadi masalah, sampai timbul korban,
siapakah yang disalahkan?
Semua bertanya, dimanakah petugas dan team pengendalian?
Dimanakah disiplin, pencegahan dan penegakkan hukum terhadap mereka yang mengganggu dikeramaian jalan?
Aduh, kejamnya kehidupan,
seakan tidak ada solusi
untuk mereka yang jadi korban kemiskinan, pemutusan hubungan kerja dan kesusahan.
Benarkah petugas dan pemerintah sudah tak berdaya,
atau masa bodoh dan terserah saja.
Apakah benar mereka korban kesusahan
atau korban ekspoitir segelintir orang yang ingin mengacaukan,
atau yang ingin memberdayakan mereka jadi preman jalanan?
Ya, jika dari sedikit dibiarkan,
jika sudah besar jumlahnya, semua kebingungan.
Siapa yang salah?
Hehehe, disinikan sudah biasa.
Ambil tindakan jika sudah banyak masalahnya.
Tidak mampu, biarkan saja.
Semoga ada orang lain yang bisa menyelesaikan.
Hehehe, kebiasaan buruk yang selalu semaunya.
Lebih enak menyalahkan,
daripada berpikir, tapi kebingungan.
Aduh, memang sudah jaman edan.
Para pemimpin, dan mereka yang punya beban,
belum berpikir, walau sudah banyak yang jadi korban.
Kapankah kemiskinan, pengangguran terhapuskan dan lapangan kerja tersediakan?
Ya, semoga untuk kedepan,
tidak ada lagi yang salah menyalahkan, karena Indonesia akan memlih pemimpin dan tokoh masa depan.

Karya: WS Ibrahim,
Puisi ke 54 untuk Info Breaking news.