Headlines News :
Home » » Pengusaha Properti Menentang Akuisisi BTN oleh Mandiri

Pengusaha Properti Menentang Akuisisi BTN oleh Mandiri

Written By Unknown on Rabu, 23 April 2014 | 15.35

Jakarta, Infobreakingnews  Rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) oleh Bank Mandiri masih terus menuai kontroversi dari berbagai kalangan.


Sejumlah perusahaan pengembang properti yang tergabung dalam beberapa asosiasi dengan tegas menolak rencana akuisisi yang dicetuskan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Berbeda dengan pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu lalu, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy mengaku BTN memiliki kinerja yang baik sebagai penyedia kredit perumahan bagi masyarakat kelas kecil dan menengah.
"BTN sejak berdiri selalu fokus dan kinerjanya selalu membaik. Jadi bank ini sehat dan juga punya visi memperhatikan pemberian Kredit Perumahan Rakyat (KPR) pada masyarakat berpenghasilan rendah," ungkap Eddy saat diskusi terbuka di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Rabu (24/3/2014).
Penilaian Eddy,  BTN sebagai bank yang tahan banting mengingat saat krisis agunannya tidak susut. Aksi akuisisi dikhawatirkan dapat membuat peran bank yang menjadi anak perusahaan menjadi semakin bias.
"Kami ingin BTN-nya tetap eksis sebagai bank khusus pembiayaan perumahan. Kami khawatir setelah diakuisisi, peran utama BTN akan berangsur hilang. Prinsipnya REI keberatan dan menolak aksi akuisisi BTN dengan bank manapun," tegas dia.
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Endang Kawidjaja yang dengan tegas menolak rencana akuisisi BTN tersebut.
Dia juga mengungkapkan beberapa bantahan terhadap alasan Dahlan yang bersikukuh mewujudkan aksi akuisisi bank pelat merah itu.
Endang menuturkan Jika ingin memiliki bank (dengan aset) besar, mengapa tidak melakukan merger dengan bank besar lain seperti BNI. Jumlah asetnya bisa sampai Rp 1.000-1.300 triliun. Kenapa harus dengan BTN yang jumlah asetnya kecil,
Namun, tujuan Dahlan untuk membesarkan BTN sangat didukung oleh kalangan pengembang properti hunian di Tanah Air.
Hanya saja, para pengembang sangat menyesalkan cara Dahlan yang memilih melancarkan aksi akuisisi dibandingkan melakukan alternatif lain.
Para pengusaha properti ini memandang perlunya fokus pemerintah pada RUU Tabungan Perumahan (Tapera) yang kini tengah digodok bersama DPR. Selain itu, sebelum melangkah lebih jauh, pemerintah sebaiknya mengkaji terlebih dulu rencana tersebut sehingga tidak merugikan pihak manapun.
fungsi sosial BTN dalam pengadaan rumah dengan bunga kredit terjangkau akan terdegradasi. Sebab, acuannya akan disesuaikan dengan target komersial perusahaan yang baru. 

Tak hanya itu, segmen pasar kedua bank ini juga cukup berbeda. BTN merupakan bank retail dan fokus terhadap pembiayaan rumah untuk rakyat, sedangkan Bank Mandiri melayani kebutuhan korporat. "Bila kebijakan ini dilakukan, sistem perumahan murah akan berubah karena portofolionya akan mengikuti Mandiri.

Pengusaha dan masyarakat sudah merasa nyaman dalam pengajuan kredit rumah. Begitu juga dalam proses pencairan dana cukup mudah dan tidak berbelit-belit. Dia mencontohkan proses pengajuan rumah bersubsidi di BTN hanya memerlukan waktu selama satu pekan. "Kalau dengan Mandiri bisa lebih dari satu minggu. Apalagi mereka hanya main di perumahan komersil," tegasnya.*** Juanda Foster
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved