New Delhi, Infobreakingnews - Keluarga korbanpemerkosaan di India yaitu Ibu salah satu korban pemerkosaan terhadap dua remaja di India menolak menerima uang imbalan dari pemerintah. Dia berkeras menuntut pelaku dihukum mati.
Ibu 38 tahun itu mengatakan dia ingin kehormatan putri remajanya dikembalikan."Uang tidak akan mengembalikan putri saya tapi hukum gantung terhadap pelaku akan membuat jiwanya tenang," kata dia, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Ahad (1/6/2014).
Sang ibu menyatakan anaknya pasti masih hidup jika mereka tidak berasal dari kasta paling rendah Dalit. Di India kasta Dalit menjadi kasta paling rendah dan kasta tertinggi adalah Yadav.
Dua sepupu perempuan, berusia 14 dan 15 tahun, hilang dari rumah mereka pada Selasa malam pekan lalu di Desa Katra, Distrik Badaun, sekitar 289 kilometer dari Lucknow, sebelah timur India.
Mereka keluar rumah untuk buang air di dekat ladang karena mereka tidak punya toilet di rumah.Ayah dari salah satu korban melapor ke polisi tentang anaknya yang hilang namun miris polisi menolak menolong dia karena berasal dari kasta terendah.
Sejumlah penduduk desa yang ikut pergi mencari dua gadis itu akhirnya menemukan mereka sudah digantung di sebuah pohon mangga keesokan harinya.Warga desa marah karena polisi membiarkan korban tergantung dan tidak membolehkan warga menurunkan mereka.
Polisi mengatakan hasil pemeriksaan menyatakan dua gadis itu diperkosa dan tewas karena digantung.
Dua hari lalu polisi menangkap tersangka kelima. Mereka berusia sekitar 20-an tahun. Mereka sudah dituntut atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan.
Babu Ram, 55 tahun, ayah dari gadis 15 tahun itu mengatakan kesedihan mereka tidak dipedulikan karena mereka berasal dari kasta terendah.
"Di kantor polisi, hal pertama mereka tanyakan adalah kami berasal dari kasta apa. Ketika kami bilang dari Dalit, mereka tidak mengurusi keluhan kami," kata Babu Ram.
"Ketika seorang gadis diperkosa di New Delhi, orang-orang berdemo di jalanan di seantero negeri menuntut keadilan. Namun dalam kasus ini, kami belum mendengar hal yang sama. Negara tidak boleh diskrminasi sebab jika tidak maka tak ada harapan bagi keadilan."*** Nadya

.jpg)

0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !