Jakarta, infobreakingnews - Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang bersifat negatif jelang pengumuman pemenang pilpres oleh KPU pada 22 Juli nanti. Moeldoko juga menjamin keamanan masyarakat.
Hal ini ditegaskan Pangab akibat semakin gencarnya isu kerusuhan pada saat pengumunan Pilpres 22 Juli mendatang, karena salah satu kubu yang dinyatakan kalah akan beringas merusak sejumlah sarana umum bahkan peristiwa tahun 98 akan kembali terjadi dimana penjarahan dan pembakaran.
Isu krusial ini sendiri sudah banyak beredar dikalangan etnis tertentu dan melakukan antisipasi dengan memborong ticket pesawat terbang kenegara tetangga terdekat seperti Singapura.
"Saya mengimbau, agar masyarakat tidak memproduksi hal-hal negatif atau membangunkan emosi," ujar Moeldoko di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Makostrad), Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2014).
Moeldoko mengatakan, TNI menyiagakan puluhan ribu personel membantu Polri mengamankan wilayah. Ini dilakukan agar masyarakat tetap tenang beraktivitas. "Serahkan ke TNI dan Polri," kata Moeldoko.
"Sebagai seorang prajurit, kepentingan negara di atas segalanya. Melindungi dan mengamankan masyarakat di atas segalanya. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, menjaga kesiapan dengan posisi tertinggi," tambahnya.
Dia meminta setiap prajurit untuk mengikuti setiap perkembangan sebagai antisipasi potensi terjadinya keributan di masyarakat. Pada kesempatan itu, Moeldoko memerintahkan setiap prajuritnya untuk tidak menggunakan peluru tajam dalam pengamanan kepada masyarakat.
"Kalau ada munisi tajam yang beredar, bukan dari TNI. Saya memiliki pengalaman pada tahun 1997, itu perintah saya. Kaliann tidak perlu ragu-ragu bertindak, sepanjang ikuti ketentuan panglima yaitu
Netral, tegas, dan profesional. Panglima bertanggung jawab sepenuhnya," jelasnya.*** Nadya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !