Headlines News :
Home » » Mampukah KPK Berkerjasama Dengan Australia Membongkar Skandal Wikileaks

Mampukah KPK Berkerjasama Dengan Australia Membongkar Skandal Wikileaks

Written By Infobreakingnews on Jumat, 01 Agustus 2014 | 10.18

Jakarta, infobreakingnews - Kembali media ternama dunia Wikileaks memuat berita sensasional mega korupsi yang menyebutkan SBY, Megawati Soekarnoputri dan Laksama Sukardi terlibat didalam proyek pembuatan uang pecahan kertas Seratus Ribu Rupiah pada Tahun 1999 di Australia.
Akibat pemberitaan yang kini berkembang luas diseantero jagad itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pemerintah Australia melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut kasus korupsi percetakan uang yang dilakukan Bank Indonesia tahun 1999 di Australia.
Situs Wikileaks menyebutkan bahwa ada keterlibatan SBY, Megawati Soekarno Putri dan Laksamana Sukardi dalam kasus itu. Ketiganya diduga telah disuap terkait dengan pengamanan kontrak produksi rupiah di Australia.
Atas himbauan itu, pihak KPK menyatakan akan menunggu Pemerintah Australia untuk mengajak Lembaga Antikorupsi ini bekerjasama mengungkap kasus tersebut.
"Tergantung Australia mau bekerjasama dengan KPK atau tidak," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP ketika dikonfirmasi infobreakingnews.com, Jumat (1/8).
Menurut Johan, selama ini KPK belum pernah melakukan investigasi secara bersama-sama dengan otoritas negara asing.
"Sejauh ini belum pernah ada investigasi bersama seperti itu," tambah Johan.
Soal apakah KPK bisa mengambil inisiatif untuk ikut terlibat mengungkap kasus korupsi mutijuta dollar Amerika, Johan dengan tegas menyatakan tidak.
"Belum jelas informasi dan data yang valid atau resmi," ujar Johan.
Situs Wikileaks.org mengungkap bahwa pemerintah Australia menutup informasi sidang dakwaan dugaan suap yang dilakukan tujuh pejabat Reserve Bank of Australia.
Dokumen milik Mahkamah Agung Australia yang diunggah dalam situs wikileaks tersebut memuat informasi dugaan pembayaran multijuta dollar kepada kepala negara dan pejabat tinggi di Malaysia, Indonesia dan Vietnam untuk mengamankan kontrak produksi mata uang negara bersangkutan di Australia.
Untuk Indonesia, terdapat tiga nama yang disebut terlibat dalam kasus itu. Mereka adalah SBY, Mantan Presiden Megawati Soekarno Putri dan Laksamana Sukardi, mantan Menteri BUMN 2001-2004.
Kemarin, Kamis (31/7), SBY sudah membuat pernyataan bantahan. SBY bahkan marah karena informasi yang dimuat wikileaks tersebut telah mencemarkan dan mempengaruhi nama baiknya.
Meski membantah, SBY mengakui bahwa di tahun 1999, Bank Indonesia pernah mencetak uang pecahan Rp100 ribu sebanyak 550 juta lembar di Australia. Namun, kebijakan untuk mencetak uang di Australia ada di tangan Bank Indonesia dan pada Presiden maupun pemerintah.
Wikilieaks.org sendiri berani memuat berita utama ini setelah menerima salinan putusan dari Mahkamah Agung Australia pada 6 Juni 2014 kemaren. Dan jika apa yang diberitakan itu benar, maka dapat dibayangkan betapa besarnya nilai yang dirampok oleh orang-orang tertentu diatas, dan bahkan inilah skala terbesar dunia perkorupsian yang pernah terjadi bahkan melibatkan banyak elite manca negara. *** Candra Wibawanti.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved