![]() |
Jaksa Agung M. Prasetyo |
Jakarta,
Info Breaking News - Jajaran intelijen kejaksaan di Indonesia diingatkan untuk
bisa memahami dan menyadari tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi (tupoksi)
dan kewajiban. Aparat intelijen Korps Adhyaksa diharapkan mampu memberikan
kontribusi positif, khususnya dalam upaya menjaga praktik berdemokrasi di
Indonesia.
Jaksa
Agung M. Prasetyo berharap jajaran intelijen kejaksaan dapat mengantisipasi, memprediksi,
dan mengatasi berbagai tantangan, dan hambatan, seiring berkembangnya dinamika
segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Intelijen
kejaksaan sebagai perangkat penguat dan pendukung keberhasilan operasi
penegakan hukum memiliki peran yang amat penting," kata Jaksa Agung M
Prasetyo, dalam keterangannya saat penyelenggaraan rapat kerja teknis bidang
intelijen Kejaksaan di Jakarta, Minggu (30/6/2019) lalu.
Rapat
kerja teknis bidang intelijen Kejaksaan merupakan salah satu upaya untuk
menguatkan peran tersebut. Acara yang berlangsung di kompleks Kejaksaan Agung,
Jakarta, itu dihadiri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Jaksa Agung Muda Intelijen Jan S Maringka,
para jaksa agung muda, Sekjen Kemdes PDTT, serta pejabat eselon II dan III di
bidang intelijen.
Dalam
kesempatan itu Jaksa Agung juga menekankan rakernis bidang intelijen yang
mengusung tema "Optimalisasi Peran Intelijen Kejaksaan Merajut Kebinekaan
dalam Bingkai Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pasca-Pemilu 2019" menjadi
cerminan dari sebuah semangat dan niat, serta tekad dan komitmen.
Tujuannya
tak lain untuk membentuk karakter intelijen kejaksaan yang profesional,
berintegritas, sensitivitas tangguh, dan responsif karena dibekali insting
serta kepekaan tinggi dan modern, berwawasan dan punya kemampuan beradaptasi
dengan setiap perubahan yang ada.
Hal
itu menjadi sesuatu yang penting dan dibutuhkan dalam tiap perhelatan pesta
demokrasi, seperti pilpres, pileg, dan pilkada. Begitu pula dengan pelaksanaan
Pemilu Serentak 2019 yang tidak sedikit menimbulkan friksi, polarisasi, serta
ketegangan sebagai ekses dari adanya perbedaan serta kepentingan yang membawa
konsekuensi timbulnya perbedaan ataupun pertentangan sikap, pilihan politik,
dan figur yang diinginkan.
Jaksa
Agung HM Prasetyo juga mengapresiasi seluruh jajaran intelijen kejaksaan yang
responsif, serta mengambil bagian untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal
setiap tahapan pemilu. Intelijen kejaksaan diimbau dapat tetap menjaga
kepekaan, antisipasi, dan deteksi terhadap ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan (AGHT) pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga pelantikan
presiden, serta terbentuknya kabinet dan parlemen baru pada Oktober mendatang.
Pada
kesempatan itu Jaksa Agung M Prasetyo juga mengingatkan tentang pentingnya
program Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4). Program
unggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik kepada
institusi kejaksaan agar tetap dinilai positif, berdaya guna, dan berhasil.
Jaksa
Agung Muda Intelijen (Jamintel) Jan Samuel Maringka mengatakan, pihaknya siap
melaksanakan imbauan tersebut. Dari semangat rakernis, Jamintel berjanji akan
menggerakkan jajarannya untuk merajut kebhinekaan terutama selepas putusan MK
tentang Perselisihan Hasil Pemilhan Umum (PHPU) 2019.
Dikatakan
Jamintel, pihaknya tidak hanya mengefektifkan penyuluhan dan penerangan hukum
melainkan juga melaksanakan kegiatan Jaksa Menyapa. Kegiatan tersebut
diharapkan tidak sekadar sarana dialog interaktif dengan masyarakat untuk
mengenal Kejaksaan, tapi menjadi sarana yang efektif untuk merajut persatuan
dan kesatuan bangsa. ***Saufik Effendy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !