Tokyo, Info Breaking News - Sentimen anti-Jepang di Tiongkok makin meningkat buntut pembuangan limbah nuklir Fukushima di laut pada 24 Agustus 2023 lalu.
Sebelumnya, pemerintah Jepang telah berkoordinasi dengan badan energi atom internasional (IAEA) dalam melakukan pembuangan. Meski IAEA menyatakan pembuangan limbah itu sudah aman, namun aktivitas tersebut tetap mendapat respons negatif dari pemerintah dan publik Tiongkok.
Kyodo pada Senin (28/8/2023) melaporkan sejumlah netizen Tiongkok mulai menyuarakan boikot produk-produk Jepang. Kantor-kantor diplomasi Jepang juga kini diperketat keamanannya.
Pada Kamis lalu, sekolah Jepang di Qingdao, Provinsi Shandong, melaporkan insiden pelemparan batu. Lemparan batu itu mendarat di lapangan. Hingga kini, belum diketahui secara pasti siapa dalang di balik insiden tersebut.
Tak hanya itu, sekolah Jepang di Suzhou, Provinsi Jiangsu, juga dilempar telur pada Jumat lalu. Pemerintah Jepang berkata tidak ada yang terluka di dua insiden itu.
Sebuah pusat budaya di Tokyo dibanjiri telepon dengan nomor kode negara Tiongkok (86) yang meminta agar Jepang "tidak membuang" air limbah itu di laut.
Para penelepon juga disebut “meneror” institusi medis dan restoran.
Menanggapi hal ini, Kedutaan Besar Jepang di Beijing memberikan peringatan di media sosial Weibo bahwa gangguan-gangguan itu bisa menjadi masalah kriminal bagi pelakunya. Mengganggu rumah sakit juga bisa membahayakan pasien.
Selain itu, Kedubes Jepang meminta warganya tidak berbahasa Jepang secara keras serta bersikap waspada.
Pemerintah Jepang pun meminta agar pemerintah Tiongkok turun tangan dan meminta publik negaranya untuk tenang.
"Kami ingin pemerintah Tiongkok mengambil tindakan yang layak, seperti meminta publik untuk bereaksi dengan tenang," ujar pernyataan pemerintah Jepang.
Sebelumnya dilaporkan, rencana pemerintah Jepang untuk membuang limbah nuklit Fukushima ditentang oleh sejumlah negara tetangga, termasuk Tiongkok.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan pada Juli bahwa Jepang telah menunjukkan keegoisan dan arogansi, dan belum sepenuhnya berkonsultasi dengan masyarakat internasional tentang pelepasan limbah nuklir Fukushima.
Tiongkok telah melarang impor makanan laut dari 10 prefektur di Jepang, termasuk Fukushima dan Tokyo. Impor makanan laut dari prefektur lain diperbolehkan, namun harus lulus uji radioaktivitas dan memiliki bukti bahwa produk tersebut diproduksi di luar 10 prefektur yang dilarang.
Aktivis Korea Selatan juga memprotes rencana Jepang, meski studi dari negaranya sendiri menyimpulkan bahwa pelepasan limbah nuklir Fukushima memenuhi standar internasional dan Seoul menyatakan menghormati penilaian IAEA.
Jepang menjelaskan bahwa limbah nuklir akan disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Limbah yang diolah akan diencerkan jauh di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional sebelum dilepaskan ke Samudra Pasifik.
Limbah cair tersebut telah digunakan untuk mendinginkan batang-batang bahan bakar PLTN Fukushima setelah meleleh akibat kecelakaan yang dipicu tsunami tahun 2011. ***Radinal
Dapatkan berita aktual lainnya, hanya tinggal klik Beranda di bawah ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !