![]() |
Nicholas Yang Kini Menghilang Bak Ditelan Alam |
Semarang, Info Breaking News - Hebohnya kasus Koperasi abal abal Bahana Lintas Nusantara (BLN) di Salatiga yang kini sedang dilacak aparat hukum terkait, karena sejumlah Pengadilan Negeri (PN) di wilayah hukum Jawa Tengah pun kini sedang menangani perkara Koperasi BLN yang digugat banyak orang karena diduga keras melakukan penipuan secara massal hingga jatuhnya korban sebanyak 40 ribu orang nasabah dan sekitar Rp 3.1 Triliun uang yang harus dipertanggung jawabkan sang buronan bos BLN bernama Nicholas, cs.
Tidak hanya Koperasi BLN tetapi juga sejumlah Koperasi lainnya berkedok Rentenenir penghisap darah karena melakukan bunga pinjaman yang menggila dibalik tipu muslihat lainnya dibalik peluncuran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang ternyata tidak lepas dari rangkaian kritik yang berujung kekhawatiran mengenai nasib soko guru ekonomi Indonesia.
Pakar koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto mengemukakan praktik perkoperasian di Indonesia masih penuh kepalsuan.
“Keberadaan koperasi di Indonesia itu lebih didominasi oleh koperasi palsu. Ada tiga model kepalsuan koperasi di Indonesia,” ujar Suroto kepada Breaking News, Rabu, (30/7/2025) di Semarang.
Lanjut dia, pertama terkait kepalsuan koersif. Yakni kepalsuan yang diakibatkan oleh tekanan struktural negara semacam KUD, Kopdes Merah Putih, Koptan pada masa Kredit Usaha Tani /KUT.
“Kedua, kepalsuan mimitik, kepalsuan akibat meniru niru korporat kapitalis seperti koperasi yang adopsi prinsip profit oriented, efisiensi menindas dan lain-lain,” jelasnya.
Ketiga, sambung Suroto, kepalsuan normalitatif, yaitu kepalsuan yang coba menormalisasi kerja koperasi yang tak ada bedanya dengan korporat kapitalis seperti misalnya rentenir baju koperasi.
“Koperasi-koperasi palsu atau quasi koperasi di atas yang telah membuat citra koperasi di Indonesia makin rusak. Badan hukumnya koperasi tapi praktiknya lebih mirip entitas bisnis karitatif yang mati hidupnya andalkan subsidi negara atau pemerintah atau bisnis kapitalis pengejar profit semata mata,” pungkasnya.
Penulis Berita : Kuswanto / Tim Liputan Khusus.
Editor dan Penanggung Jawab Berita : Emil Simatupang.
*** Baca dan dapatkan berita aktual lainnya yang disajikan secara elegan, hanya dengan klik Beranda dibawah . Gratis dan full Edukasi ***
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !