Pages

Sabtu, 09 Agustus 2025

Nasihat Si Anak Singkong CT Dasyatnya Makna Doa Seorang Ibu Terhadap Sukses Sang Anak

Duo Sohib Sejati, Chairul Tanjung dan Emil Simatupang

Batu Malang,
Info Breaking News - Tak satupun orang akan menyangka jika si anak singkong Chairul Tanjung yang dari keluarga terpinggirkan, hidup penuh prihatin karena kemiskinan, akan menjadi orang sukses yang memiliki harta mencapai Rp 98 Triliyun, dan merupakan pengusaha tajir yang memiliki banyak bisnis dari mulai Tambang Batubara, Sawit, Properti dan Hotel, bahkan ritel Transmart dan Carfour, serta Media Elektronik seperti Trans TV bahkan pemilik Media Digital Online Detik.com, yang dalam waktu dekat mendatang akan berkembang lebih pesat karena segera dalam tahun ini akan take over sebuah media digital online bergengsi yang malang melintang didunia hukum dan populer.

Chairul Tanjung yang sejak kecil hingga remaja dipanggil akrab dengan sebutan si anak singkong karena hampir tiap hari makan singkong rebus sebagai sarapan akan berangkat sekolah akibat kemiskinan orangtuanya, namun kepahitan dan kemiskinan itu lah yang menjadi modal ampuhnya saat merantau ke Jakarta ditahun 1981 dengan naik KM. Tampomas dari Pelabuhan Belawan Medan menuju Tanjung Priuk Jakarta, hanya bermodalkan uang saku dari sang ibu tercinta yang menjual kain songket kesayang sang bunda yang dijual sekitar Rp 325.000,- (Tiga Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah), serta ijazah SMA Swasta yang tidak terkenal di Medan. Namun dibekali dengan Doa sang ibunda tercinta yang menghantarkan hingga Terminal Pelabuhan Belawan Medan, dengan pelukan kasih dan airmata perpisahan.

Itu juga mengapa sang anak singkong yang kini menjadi Founder and Chairman CT Corp memberikan nasihat perihal risiko dalam menjalankan usaha, karena sejatinya setiap usaha punya risiko.

Kini pria berpostur kekar dan tinggi 184 CM  yang akrab disapa CT menilai apabila sudah berniat untuk terjun dalam dunia usaha, harus mempunyai tekad yang totalitas dan jangan nangung.

"Apa itu komitmen? Ya harus berani jungkir balik, kaki jadi kepala, kepala jadi kaki, semangat membaja walau pasti banyak ujian dan rintangan. Karena di dunia usaha cuma ada dua istilahnya. You success atau you mati. Enggak ada istilahnya tanggung-tanggung itu. Jadi enggak punya pilihan. Caranya cuma harus sukses. Artinya kaki jadi kepala, kepala jadi kaki," kata CT dalam dialog akrab bersama Ketua Forum Wartawan Mahkamah Agung (Forwama) Mr. Emil F Simatupang yang sejak masa muda dikota Medan sudah menjadi sohib, belum lama ini disebuah tempat nan sejuk diatas gunung Umbul Sido Mukti Jateng.

CT menerangkan bagi pengusaha pemula yang masih takut risiko, dapat mulai dari risiko terkecil. Namun, biasanya usaha dengan risiko kecil biasanya mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sebaliknya, usaha dengan risiko besar akan mendapatkan keuntungan yang besar pula.

"Tapi kalau takut, mulai lah dari risiko terkecil dulu. Coba dulu, begitu yakin, confidence, hajar lebih besar. Lebih besar, lebih besar, lebih besar lagi," imbuh CT.

CT juga mengingatkan agar dalam menjalani usaha jangan sembari melakukan pekerjaan lain. Sebab, dia menilai usaha itu nantinya tidak berjalan dengan baik.

"Makanya saya selalu ingatin teman-teman yang jadi politisi sekaligus pengusaha. Saya bilang, you musti memilih. Kalau enggak, nanti usahanya enggak sukses. Sekaligus politiknya juga enggak sukses. Jadi harus memilih. Saya memilih. Saya maunya jadi pengusaha. Karena hidup adalah pilihan," imbuh dia.

Lebih lanjut, kesuksesan dalam membangun bisnis tak lepas dari rahmat serta restu Tuhan. Agar mendapatkan hal itu, kata CT, harus memuliakan orang tua, termasuk ibu. CT pun menceritakan dirinya menemani sang ibu umroh. Usai kembalinya umroh bersama sang ibu, CT menyebut usahanya berjalan lancar.

"Begitu pulang, ternyata itu lancar betul. Jadi ini percaya. Ibu. Orang tua, tapi ibumu, ibumu, ibumu, baru bapakmu. Bagi yang masih ada, urus lah ibumu," tambah dia.

Lebih dalam lagi CT menambahkan dalam perbincangan akrab itu, bahwa hatinya spontan bergejolak perih jika mendengar masih banyaknya anak durhaka yang tega bahkan berani menyakiti dan mengecewakan ibu kandung yang melahirkannya keatas bumi ini. Sebaliknya CT merasa bangga dan suka memberikan bonus berupa Umroh ketanah suci bagi karayawannya karena berperestasi dan dikenal sangat berbakti pada orangtuanya khusunya kepada ibu dalam pertemuanya.

" karena dibalik suksesnya seorang suami pasti ada tiang penyangga yang kokoh berupa doa dari sang isteri, begitu juga terhadap anak yang usahanya berkembang sukses, pasti karena adanya Doa dari sang Ibu tercinta yang tidak pernah mengenal kata lelah selalu mendoakan anaknya yang pergi kerja, merantau keluar dari kampung halaman disebuah desa kecil yang terpencil serba memprihatinkan. Maka bersyukurlah mereka yang jika sampai suksesnya masih memiliki orangtua apalagi masih punya ibu kandungnya. Karena jangan sampai nanti berulah menyesal ingin membahagiakan ibunya, tapi telah meninggal dunia. Itulah sebabnya mengapa ada istilah sufi yang mengatakan Surga itu ada bawah telapak kaki seorang Ibu mu." pungkas CT sambil mengahapus pipinya dari tetesan airmatanya yang tidak mampu ditahan rasa haru membiru didepan sahabat karibnya yang sama sama tetanggaan dikota Medan, dan kini masih mampu menikmati rasa pertemanan itu bagaikan saudara sejati diperantauan yang keras.***Lisa Afrida Fachriany.

*** Baca berita aktual lainnya, gratis full hanya dengan klik tautan beranda dibawah ini ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar