Jakarta, Info Breaking News – Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim , Ketua Mahkamah Agung (MA), Prof. Dr.Sunarto, SH MH, melantik tiga pejabat Eselon I baru di lingkungan MA pada Rabu (30/07/2025) di Gedung MA, Jakarta kemarin.
Para Pejabat tersebut dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114/TPA Tahun 2025 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
Adapun ketiga pejabat yang dilantik adalah:
- Dr.Sobandi, SH MH, sebagai Kepala Badan Urusan Administrasi MA, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Urusan Administrasi MA dan dikenal sangat familiar dengan para kuli tinta yang mencari berita diseputar lembaga MA.
- Suradi, sebagai Kepala Badan Pengawasan MA, sebelumnya menjabat sebagai Inspektur Wilayah II Badan Pengawasan MA;
- Syamsul Arief, sebagai Kepala Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (BSDK) MA, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Badan Strategi Kebijakan BSDK MA.
Pelantikan berlangsung khidmat dan dihadiri oleh Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial, Para Ketua Kamar, Pejabat Eselon I dan II di lingkungan MA, serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua MA menyampaikan bahwa jabatan merupakan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab. “Jabatan adalah titipan Tuhan. Jabatan adalah amanah. Jabatan juga merupakan anugerah karena memberi kesempatan untuk menebar manfaat bagi masyarakat,” ucap Prof, Dr. Sunanrto, SH MH, dengan suara erat penuh haru menahan gejolak batinnya mengingat belakangan ini ada sejumlah insan Hakim disejumlah tempat melakukan penyimpangan hingga sanggup menerima bayaran yang cuma sebesar Rp 5 Miliar, tapi kok sanggup membebaskan seorang pembunuh dari tuntutan hukuman, seperti yang terjadi di Pengadilan Negeri Surabaya itu.
![]() |
Dua Sahabat Yang berbeda Profesi, Wartawan Senior Emil Simatupang dengan Ketua MA Prof. Dr. Sunarto, SH MH. |
Lebih lugas lagi Sunarto yang merupakan putra terbaik Madura dan sudah menggunakan sejumlah ring pada jantungnya ini adalah merupakan anak kesayangan sang Maestro hukum, Prof. Dr. Hatta Ali, SH MH, yang dikenal dekat penulis sebagai pejabat MA paling amanah dan tidak pintar menjilat muka dan juga tidak pintar mencari duit mengatakan:
"Dipercaya menduduki jabatan berarti dipercaya untuk melayani, bukan untuk menguasai. menjadi seorang pemimpin yang terbaik adalah yang paling dicintai karena mampu menebar manfaat,” Ungkap Sunarto yang merupakan Ketua MA yang ke 15, yang pernah sebelumnya dipercaya diposisi strategis seperti Ketua Badan Pengawasan (Bawas) MA0, lalu menjabat Wakil Ketua MA Bidang non Yudiasial di era Kepepimpinan KMA, Prof. Hatta Ali, sang Maestro yang paling fenomenal itu, lalu naik lagi setingkat menjadi Wakil Ketua MA Bidang Yudisial di era KMA Syarifuddin, menggantikan Dr. Andi Samsan Nganro,SH MH yang memasuki masa purna bakti yang kini back to campus memberikan mata kuliah strategi hukum bagi para insan hakim yang mengejar karier dilembaga MA.
![]() |
Wartawan Senior, Mr. Emil Simatupang Bersama Dr. Sobandi, SH MH |
Lebih lanjut Prof. Sunarto yang dimasa kepemimpinannya ini sedang dilanda badai hebat akibat sejumlah anakbuahnya ditangkap dan menghuni sel penjara pengap yang bau, bersatu dengan sejumlah penjahat kriminal yang sudah mati naluri batinnya, secara tegas menahan airmatanya " Menjadi seorang pemimpin tidak selalu tentang perintah dan kekuasaan. “Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tanpa memaksa, membimbing tanpa menggurui. Seorang pemimpin harus tahu kapan harus bicara dan kapan harus mendengarkan,” tambahnya.
Sejatinya pengadilan tertinggi dan paling hakiki adalah ketika nanti semua kita manusia ciptaan Nya dihadapan Tuhan sang pencipta membongkar lembaran hidup semasa didunia yang sesungguhnya sangat singkat bak numpang lewat seperti mufasir ini, semua mata akan memandang pengadilan terakhir di akhirat dimana tidak ada lagi jaksa atau pengacara dan hakim yang bisa dibayar untuk memutar balikkan yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa menjadi benar karena under table wani piro.
Dan itulah mengapa dibalik fenemena sekarang ini masih sangat relevan ucapan Tuhan didalam Surat Ar Rahman yang menyebutkan secara tegas penuh sindiran untuk intropeksi diri, yang mengatakan " Nikmat KU yang mana lagi yang sanggup kalian dustakan ?"
Penulis : Emil F Simatupang
Penulis adalah wartawan senior bidang Hukum yang merupakan Ketua Forum Wartawan Mahkamah Agung, (FORWAMA) sekaligus merupakan CEO Media Digital Breaking News Grup
***Baca dan terus ikuti berita terkini penuh edukasi, hanya dengan klik tautan di bawah ini***
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !