Festival dibuka oleh Menko Kesra Agung Laksono pada Kamis 19 Juni 2014 dan ditutup oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE, Msi pada Senin, 23 Juni 2014 malam dengan petasan.
Pada hari pertama dilakukan lukisan kulit kayu sepanjang 100 meter untuk memecahkan rekor Muri. Panggung utama menyajikan tari-tari tradisional dari kampung-kampung di sekitar Danau Sentani dan beberapa stand menjual makanan kecil khas Papua, seperti kue sagu, papeda bungkus dan ikan gabus goreng, serta stand lain menjual kerajinan tangan berupa tas noken, tifa kulit buaya, dan ukiran-ukiran kayu.
Stand informasi sistem pemerintahan desa di Kabupaten Jayapura juga memberikan informasi mengenai peran aparat pemerintahan, gereja serta tetua adat dalam mengatur kehidupan kampung, yang telah dipakai semenjak sebelum Indonesia merdeka, hingga sekarang diberdayakan lagi ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mempersatukan masyarakat kampung Kabupaten Jayapura.
Suvenir ikat kepala kulit kayu yang banyak diminati pengunjungi FDS terbuat dari kulit kayu pohon Kombouw yang tumbuh di Sentani, Depapre, Genyem. Kulit kayu dipanen lalu ditumbuk-tumbuk menjadi lembaran kain, kemudian dipotong-potong sesuai pola ikat kepala yang diinginkan. Selanjutnya diberi motif lukisan adat setempat seperti motif dewa, madelauw, yonikhi, dan fouw yang ditempeli bulu kasuari atau bulu ayam. Cat dibuat dari kapur sirih dan arang. Diharapkan FDS mampu meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan internasional untuk datang ke Papua.
*** Steffy Prastuty
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !