Headlines News :
Home » » Kisah Pilu Dibalik Tragedi Mutilasi Sang Ibu Tua Memiliki Anak Perwira

Kisah Pilu Dibalik Tragedi Mutilasi Sang Ibu Tua Memiliki Anak Perwira

Written By Unknown on Minggu, 14 Juli 2013 | 12.49

Tengkorak Sang Ibu Disimpan Disebuah Baskom
Jakarta, infobreakingnews  - Satu dari sekian juta bentuk kasih saya ng seorang ibu kepada anak kandungnya, adalah ibu berhatia mulia Siti Amini, yang harus mengalami kematian karena usia lanjut 80 tahun, Meninggal karena usia tua yang tidak terkontrol oleh keluarganya, sehingga harus mengalami nasib yang semustinya tidak teralami. 

Bagaimana tidak ironis, seorang ibu yang memiliki seorang anak berpangkat perwira bernama Bambang, walau sudah pensiun dari anggota TNI, tapi tetap terbukti sebagai seorang ibu yang baik hati dan gigih lah Siti Amini, membesarkan anak-anaknya sehingga menjadi seorang perwira seperti itu, Namun walau ada anaknya yang sudah menjadi perwira, tetap saja ibu bernasib malang berjiwa penyayang sama anaknya itu, harus terus sepanjang hidupnya mengasuh anaknya bernama Sigit Indra Tanaya (45), diduga pelaku yang memutilasi jasad ibunya sendiri, Siti Amini.

Dari hasil investigasi yang dilakukan infobreakingnews.com, menunjukan betapa dekatnya hubungan bathin antara ibu dan anaknya bernama Sigit, yang memang sejak puluhan tahun sudah menghidap penyakit jiwa, namun sang ibu sangat yakin dan mengenal betul sifat anak yang dilahirkannya itu, tak akan menyakiti dirinya. Segila-gilanya Sigit, namun masih sangat menurut dengan kata ibunya. Hal itu dibuktikan betapa Sigit selalu menjagai ibunya, dan hanya mereka berdua saja menghuni rumah milik pribadi mereka dibilangan Bedungan Hilir, Jakarta Pusat itu. Ketimbang anak disebut waras tapi banyak yang tega meninggalkan ibunya tanpa kabar berita puluhan tahun pergi entah kemana. Masih jauh lebih berbudi luhur Sigit walau memiliki gangguan mental, tapi nurani nya masih sangat baik mau menemani ibunya hingga sekian lama hanya tinggal berdua .

Boleh jadi karena Sigit merasakan betapa dalam perjalanan hidup ibunya itu nyaris tak ada kepedulian sosial dari kolega sekalipun dari abangnya sendiri yang perwira itu, akhirnya harus melihat lirih ibunya meninggal, dan entah karena keterbatasan atau kasih sayang yang sebegitu dekat , yang tak bisa terjangkau oleh akal orang banyak, maka akhirnya jasad sepuh ibu Siti Amini yang semakin membusuk itu, lalu disayang oleh Sigit dengan tidak rela melepas jauh, yang kemudian memilah tulang belulang sang ibu malang, ditaruhkan di Baskom dan Ember kamar mandi.

Persoalan kemudian Sigit dibawah ke RS Polri untuk diperiksa kejiwaannya, adalah yang lain, karena tidak usah diperiksa juga, semua pihak sudah tau sejak lama Sigit menghidap kelaian jiwa. Secara hukum, apa yang terjadi diawal bulan suci Ramahadan ini, Sigit harus bebas dari semua tuduhan dan tuntutan hukum, karena memang mengidap penyakit jiwa sejak lama, namun suatu pembelajaran bagi semua orang yang masih memiliki orangtua yang sudah sepuh dan lanjut usia seperti almarhumah Siti Amini, perlu merenungi diri sedalamnya, mana yang waras dan mana yang pantas disebutkan gila.***Emil F Simatupang





Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved