Jakarta, Infobreakingnews - Berdasarkan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, jika tidak ada langkah pengendalian dan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, maka kuota BBM subsidi yang berjumlah sebesar 46 juta kilo liter (kl) akan habis sebelum mencapai penghujung tahun 2014.
"Menurut hitung-hitungan dari BPH Migas, solar subsidi akan habis pada November, sedangkan premium subsidi habis 19 Desember 2014. Jadi pas tanggal 20 Desember, Premium enggak ada lagi sudah habis. Padahal tinggal 20 hari lagi hingga akhir tahun," ucap Jero saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/8/2014).
"Makanya kita hitung, supaya cukup sampai 31 Desember 2014. Kita amankan dari 1 Desember ke 31 Desember itu harus cukup, sehingga pas 1 Januari 2015 itu ada kuota baru, jadi sudah tenang. Kita harus hemat-hemat mana yang bisa dikendalikan," lanjutnya.
Sebelumnya diketahui bahwa pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengeluarkan Surat Edaran BPH Migas No. 937/07/Ka BPH/2014 tanggal 24 Juli 2014 tentang pengendalian konsumsi BBM bersubsidi yang di dalamnya ada enam instruksi.
Salah satu kebijakan tersebut adalah penghapusan Solar subsidi di wilayah Jakarta Pusat per tanggal 1 Agustus 2014, pembatasan pembelian solar subsidi pada tanggal 4 Agustus mulai dari pukul 18.00-08.00 WIB dan dilanjutkan dengan penghapusan Premium subsidi di 28 SPBU di jalan tol mulai tanggal 6 Agustus.
Namun lebih lanjut Jero menyatakan bahwa kebijakan ini bukan berarti pemerintah mencabut BBM subsidi. Ia pun menegaskan hingga saat ini kuota BBM subsidi masih tersedia dan masih bisa dibeli. Pengendalian yang dilakukan bukan berarti akan terjadi kelangkaan atau habisnya BBM subsidi.
"Jangan persepinya akan habis, terjadi kelangkaan. Yang terbatas itu solar dan premium subsidi karena ada kuotanya. Tapi yang nonsubsidi belum habis," pungkasnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !