Jakarta, infobreakingnews - Untuk kesekian kali Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri, menyatakan secara terbuka akan kegeramannya terhadap sekelompok orang mafia migas yang selama ini aman berlindung dibalik kekuasaan. Untuk itu Faisal secepatnya akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah setelah menganalisis dan mendeteksi permasalahan proses bisnis migas dari hulu hingga hilir.
Dari rekomendasi tersebut, Faisal berharap pemerintah membuat 'pagar' untuk melindungi potensi bisnis sektor migas yang seharusnya dinikmati rakyat. "Supaya perkebunan migas ini tidak mudah dijarah oleh pihak lain, tidak mudah didobrak oleh babi hutan, gajah dan macan," kata Faisal dalam diskusi energi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 27 Desember 2014.
Faisal ingin potensi bisnis migas nasional dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk kemakmuran rakyat. "Supaya tidak jadi nestapa," kata Faisal. Faisal yang dikenal sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ini berharap bisnis migas yang 'gelap' dapat terang benderang setelah timnya memberi rekomendasi kepada pemerintah.
Salah satu upaya 'penerangan' yang dilakukan timnya dalam bisnis migas ini adalah mentransformasi penggunaan bahan bakar RON 88 menjadi RON 92. "Supaya setannya tidak lebih leluasa dibandingkan dengan ruang gelap," kata Faisal.
Faisal menyarankan migrasi ke RON 92 karena menemukan keganjilan dalam pengadaan minyak bahan bakar RON 88. Saat kilang minyak Indonesia mengalami shutdown untuk pemeliharaan (unittended shutdown), kata dia, pemerintah sulit mendapatkan barang di luar negeri. "Enggak ada barangnya. Kata si penjual, kalau mau kami bikinin," kata Faisal.
Faisal juga mempertanyakan pemerintah yang betah dalam kondisi seperti itu. "Kok mau berlama-lama di kondisi itu," ujar Faisal penuih kegeraman. *** Mila Karmila.



0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !