Headlines News :
Home » » Ini Kemarahan Petisi Perempuan Akibat Lemotnya Jokowi Bersikap.

Ini Kemarahan Petisi Perempuan Akibat Lemotnya Jokowi Bersikap.

Written By Infobreakingnews on Rabu, 11 Februari 2015 | 02.21


Jakarta, infobreakingnews - Dinilai terlalu lama mengambil kebijakan, akhirnya Perempuan Indonesia Antikorupsi melalui Change.org memerintahkan sembilan gebrakan untuk Presiden Joko Widodo. "Cukup! Kami, Perempuan Indonesia Anti Korupsi sudah muak. Kami adalah ibumu. Kami adikmu. Kami saudarimu. Kami anakmu. Kami yang memilih dan menjadikanmu pemimpin negeri. Karenanya kami perintahkan Bapak Presiden untuk bertindak dan berantas korupsi!" tulis petisi tersebut yang dilansir pada laman Change.org, Selasa, 10 Februari 2015.

Sembilan gebrakan tersebut antara lain cukup Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilemahkan, cukup koruptor kebal hukum, cukup angkat pejabat korup, cukup kongkalikong dan transaksi politik kotor, cukup rekening gendut, cukup foya-foya dengan uang rakyat, cukup wariskan budaya korupsi, dan cukup pembiaran perampasan sumber daya alam. "Kami perintahkan Bapak Presiden Jokowi untuk bertindak dan berantas korupsi!" tulisnya.

Petisi ini mengajak 5.000 tanda tangan para pendukung. Saat ini, sebanyak 3.032 pendukung telah menandatangani petisi tersebut. Masing-masing pendukung juga diajak untuk menyebarkan ke 25 teman lainnya. Bagi yang telah menandatangani, petisi dapat dibagikan ke akun Facebook.

Kampanye antikorupsi ini berawal dari kasus pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Kepolisian RI. Dua hari setelah pengajuan namanya oleh Jokowi ke Dewan Perwakilan Rakyat, KPK menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dan gratifikasi. 

Hingga kini, Jokowi belum bertindak tegas ihwal pencabutan Budi sebagai Kapolri terpilih. Jokowi juga belum melantiknya sebagai Kapolri baru. Presiden Joko Widodo mengatakan akan memutuskan nasib calon Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal Budi Gunawan, pekan ini. "Insya Allah pekan ini," katanya setelah mendarat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Selasa, 10 Februari 2015.

Ditanya ihwal opsi yang akan dipilih menyangkut penentuan Kapolri, Presiden enggan menjawab lebih lanjut. "Tunggu dan sabar, tunggu. Insya Allah, pekan ini," katanya.

Pekan lalu, saat menghadiri rapat koordinasi penanganan narkoba di Hotel Bidakara, Jokowi mengatakan akan memutuskan nasib Kapolri seusai kunjungan kenegaraanya ke tiga negara, yakni Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam. "Nanti, pekan depan, masih ada yang harus saya bereskan," katanya pekan lalu.

Apapun yang tersimpan strategi dibenak Jokowi, yang jelas kini semakin banyak rakyat merasa bosan dan kecewa berat atas sikap lamban Presiden atas kisruh berkepanjangan KPK dan Polri yang sesungguhnya telah memakan banyak korban cacian dan cibiran sinis.Bahkan Jokowi sendiri sepertinya belum sadar kalau rakyat tidak akan mau lagi memilihnya dipriode kedua menjadi Presiden , karena tak punya kemampuan jitu yang cepat membereskan persoalan yang sesungguhnya amat sederhana jika jimat hak preogratif itu digunakannya. *** Emil F Simatupang.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved